Kotaku
Beranda Bisnis 5 Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Mengelola Usaha Di Era Digital

5 Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Mengelola Usaha Di Era Digital

– Perlu diketahui, dahulu dampak pelanggaran etika bisnis hanya menyebar pada lingkungan sekitar perusahaan saja. Namun, di era digital seperti sekarang ini dampaknya bisa lebih luas, bahkan bisa sampai ke tingkat global.

Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2015, pengguna aktif media sosial telah mencapai sebanyak 79 juta orang. Di sinilah para pelaku usaha mulai berinovasi untuk gencar melaksanakan promosi dengan melalui media sosial. Bahkan ada yang menjadikannya lahan untuk update produk terbaru dari usaha mereka. Beberapa di antaranya sudah dikenal berkat adanya pengelolaan yang baik di media sosial.

Namun kenyataannya memanfaatkan media sosial untuk dapat mengelola bisnis bukannya tanpa ada kesalahan. Masih banyak pengguna yang belum bisa mengelola bisnis dengan etika yang baik. Efek yang ditimbulkan yakni kesan konsumen atau calon konsumen dalam melihat dan me-review produk yang ditawarkan.

Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Mengelola Usaha Di Era Digital

Dibawah ini adalah beberapa pelanggaran etika bisnis dalam mengelola usaha di era digital, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Mencuri ide bisnis

Salah satu pelanggaran yang tergolong berat yang dilakukan oleh pesaing bisnis yaitu mencuri ide bisnis. Tentunya risiko yang ditanggung nantinya akan sangat berat. Apalagi jika pemegang hak Rahasia Dagang menggugat perbuatan ini. Pelaku pencuri ide bisnis bisa dijerat sanksi pidana sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Yaitu : Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun danatau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2. Menggunakan Foto Produk Orang Lain

Mau jadi seperti apa jika produk yang dibeli secara online ternyata tidak sama dengan fotonya? Pastinya sangat mengecewakan bagi konsumen, bukan? Hal ini memang sering terjadi karena para pelaku bisnis biasanya menggunakan foto produk orang lain untuk diposting di dalam sosial medianya. Akibatnya, barang yang sampai kepada pihak pelanggan sudah pasti akan berbeda jauh.

Perlu diingat, Anda perlu melakukan hal ini jika Anda tidak ingin kehilangan pelanggan Anda secara sekejap. Anda dapat memahami bahwa kelangsungan suatu bisnis dapat dipengaruhi dengan banyaknya pelanggan yang melakukan pembelian lebih dari sekali. Harus utamakan kejujuran saat berbisnis, khususnya untuk urusan kualitas jika Anda ingin bisnis Anda terus bertumbuh dan semakin pesat.

3. Penipuan

Penipuan merupakan contoh pelanggaran etika bisnis dalam mengelola usaha di era digital. Dalam banyak kasus transaksi secara online, masih banyak penjual tidak transparan kepada konsumen. Dalam hal ini penjual tidak jujur pada kondisi barang, tidak memberikan hak kepada pihak konsumen sepenuhnya atas produk yang telah dibeli. Hal ini tentu saa sangat mengecewakan untuk pihak konsumen, dan konsumen bisa melakukan pengembalian barang atau berujung complain konsumen yang dapat berpengaruh pada rating toko (jika toko tersebut merupakan toko online).

4. Melakukan Tag Secara Acak

Selain spamming dalam bentuk komentar, banyak pelaku bisnis yang juga melakukan hal seperti men-tag calon konsumen secara acak. Melakukan tag ini memang membuat orang yang Anda tag menjadi melihat barang apa yang Anda jual. Namun, bukannya mereka membeli namun mungkin mereka bisa saja menjadi terganggu dan yang terjadi sebaliknya. Misalnya mereka menghilangkan Anda dari daftar teman di sosial medianya. Pastinya Anda tidak ingin kehilangan calon pelanggan karena tindakan ini, kan? Jika Anda ingin postingan yang Anda buat dapat dilihat oleh calon konsumen, maka Anda bisa mencoba untuk menggunakan cara lain. Misalnya seperto fb ads, instagram ads, dan metode lainnya dibandingkan dengan cara ini.

5. Tidak Aktif dan Tidak Kreatif

Nah, agar Anda tidak menyesal di masa depan, Salah satu syarat bisnis untuk dapat berkembang adalah dengan kreatifitas dan aktifitas yang dimiliki. Sebuah bisnis akan berkembang jika selalu ada inovasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Anda bisa mencoba untuk terus kreatif dan aktif dalam bisnis Anda. Jika dalam media sosial, maka Anda harus menciptakan konten-konten yang menarik dan tidak monoton.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis

5 Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Mengelola Usaha Di Era Digital (1)

Kozlowski, CEO Tyco, merupakan sebuah perusahaan keamanan dan elektronik besar. Perusahaan ini tertangkap basah memegang kas perusahaan. Pada tahun 2002, dewan direksi menemukan bahwa Kozlowski dan Mark Schwartz, CFO perusahaan, telah mengambil bonus serta pinjaman secara tidak sah dengan sebesar $600 juta.

Orang-orang tersebut dituduh telah melakukan pencurian besar-besaran dan penipuan sekuritas. Jaksa mendakwa bahwa Kozlowski telah membayar pesta mewah, apartemen di Manhattan, tirai kamar mandi dengan senilai $6.000, dan membeli perhiasan mahal menggunakan dana perusahaan. Diketahui, ia dijatuhi hukuman selama 8 sampai 25 tahun. Setelah ia menjalani hukuman delapan tahun, kemudian ia dibebaskan pada tahun 2014.

Kesimpulan

Itulah di atas pembahasan lengkap terkait pelanggaran etika bisnis yang harus pelaku bisnis hindari. Bagi Anda yang sedang menjalankan suatu bisnis maka Anda harus benar-benar memperhatikan etika bisnis. Dengan Anda memahami etika bisnis di atas, maka bisnis Anda pasti akan berkembang pesat.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan