Kotaku
Beranda Lainnya Mengenal Unsur Ekstrinsik Cerpen, Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya

Mengenal Unsur Ekstrinsik Cerpen, Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya

istockphoto 1280363533 612×612 1

Kotaku.id - Dalam artikel ini akan kita bahas tentang unsur ekstrinsik cerpen, baik pengertian, ciri-ciri dan juga contohnya. Sebuah cerpen dibangun dengan beberapa unsur untuk melengkapi cerita tersebut. Secara garis besar, cerpen atau cerita pendek memiliki dua unsur pendukung, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Dan unsur ekstrinsik cerpen menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu karya seperti cerpen. Unsur ekstrinsik ini terdiri dari berbagai hal yang berguna untuk membangun cerita dari. Cerpen sendiri merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang tidak memiliki lebih dari 10 ribu kata. Biasanya, kisah dalam cerpen memberikan fokus pada permasalahan seorang tokoh.

Unsur ekstrinsik cerpen merupakan unsur luar yang berada dalam sebuah cerita, yang juga ikut berperan dalam membangun jalannya suatu cerita. Pada umumnya, unsur ekstrinsik ini adalah berupa keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup. Yang mana nantinya akan mempengaruhi tulisan karya sastra.

Pengertian Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen

Lalu apa yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik cerpen? Berikut ini adalah pengertian unsur ekstrinsik cerpen menurut beberapa sumber.

1. Pengertian Unsur Ekstrinsik Cerpen Menurut buku “Menulis Cerpen itu Asyik”

Pengertian unsur ekstrinsik cerpen menurut buku ‘Menulis Cerpen itu Asyik’ karangan Noviana Tri, adalah unsur di luar cerita namun turut membentuk cerita pendek itu sendiri. Dan bagi pengarang, unsur ini merupakan bagian penting dalam membuat suatu cerita. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra yang mempengaruhi keberadaan dan terciptanya suatu karya sastra.

2. Menurut Buku Konsep Dasar Kesusastraan

Sedangkan dilansir dari buku Konsep Dasar Kesusastraan: Paling Mutakhir oleh Rian Damariswara. Pengertian unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan ataru sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik ini merupakan keadaan subjektivitas penulis yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang akan mempengaruhi tulisannya.

3. Dikutip dari Buku Mampu Berbahasa Indonesia

Sementara itu, mengutip dari buku “Mampu Berbahasa Indonesia” oleh Asul Wiyanto dkk, unsur ekstrinsik biasanya diciptakan untuk mempermudah pembaca, kritikus, dan peminat sastra dalam memahami karya sastra. Pada dasarnya unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Unsur ini memiliki pengaruh yang sangat banyak terhadap penyajian amanat atau pun latar belakang dari cerpen.

Unsur ekstrinsik cerpen juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi jalan cerita sebuah karya. Unsur ini biasanya melekat pada diri pengarang atau di luar pengarang. Bahkan, unsur ekstrinsik juga menjadi salah satu unsur yang membangun sebuah cerpen.

Dengan adanya unsur ekstrinsik ini, akan memberikan warna tersendiri pada sebuah cerpen, dan unsur inilah yang membedakan antara cerpen satu dengan cerpen yang lainnya. Seperti contohnya, cerpen karya Pramoedya Ananta Toer pasti akan terasa berbeda dengan cerpen karya A.A.Navis karena keduanya memiliki latar belakang yang berbeda.

Ciri-Ciri Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen

Untuk dapat membedakan antara unsur ekstrinsik cerpen dengan unsur lainnya ada beberapa ciri-ciri yang menjadi karakteristik unsur ekstrinsik tersebut. Antara lain berikut ini.

  • Unsur cerpen yang berasal dari luar cerpen
  • Mengandung nilai-nilai untuk dijadikan pembelajaran
  • Dapat berkaitan dengan erat dengan pengarang cerpen
  • Secara tidak langsung mempengaruhi cerpen
  • Unsur yang meliputi norma dalam masyarakat berkaitan dengan cerpen
  • Biasanya berupa unsur subjektivitas pengarang, keyakinan, latar belakang masyarakat, atau hal psikologis.

Dikutip dari buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI, ciri-ciri unsur ekstrinsik terdapat 3, yaitu latar belakang penulis, latar belakang masyarakat, dan juga nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen. Berikut ini adalah pembahasan selengkapnya.

1. Latar Belakang Penulis

Ciri-ciri unsur ekstrinsik yang pertama adalah memahami latar belakang penulis atau pengarang. Hal ini akan membuat kita bisa merasakan pola cerita yang ditulisnya. Pada umumnya, dilatarbelakangi oleh motivasi penulis dalam menulis sebuah kisah. Latar belakang penulis bisa berisi tentang riwayat hidup pengarang, keilmuan, kondisi psikologis, pengaruh atau aliran sastra yang dianut, dan sebagainya.

Memahami latar belakang penulis akan membuat kita bisa merasakan pola cerita yang ditulisnya.
Selain itu, latar belakang keluarga, pendidikan, dan budaya juga merupakan beberapa hal yang membentuk seorang penulis. Sehingga mampu menciptakan gaya tertentu dalam kisah yang diceritakannya.

Bukan hanya itu saja, kondisi psikologis serta aliran sastra seorang penulis juga akan menentukan tulisan yang dia hasilkan. Hal ini meliputi kehidupan pengarang secara keseluruhan dan keadaan kejiwaannya ketika cerpen sedang ditulisnya. Latar belakang penulis atau pengarang dapat meliputi beberapa hal antara lain sebagai berikut.

  • Biografi, biasanya berisi tentang riwayat hidup pengarang cerita yang ditulis secara keseluruhan.
  • Kondisi psikologis, kondisi ini berisi tentang pemahaman kondisi mood atau suasana hati dan pikiran ketika pengarang menulis kisah dalam cerpen.
  • Aliran sastra, aliran sastra seseorang akan mengikuti aliran tertentu. Hal tersebut berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakai oleh pengarang dalam menciptakan sebuah kisah dalam cerpen tersebut.

2. Latar Belakang Masyarakat

Ciri-ciri yang kedua adalah latar belakang masyarakat. Bukan hanya latar belakang penulis saja, dalam sebuah cerpen latar belakang masyarakat pun sangat mempengaruhi jalan cerita sebuah cerpen.
Ada pun beberapa hal yang bisa masuk dalam latar belakang masyarakat. Dalam sebuah cerpen, latar belakang masyarakat juga dapat menentukan sebuah cerpen atau cerita pendek.

Latar belakang masyarakat adalah suatu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita. Ada beberapa hal yang masuk ke dalam latar belakang masyarakat, di antaranya ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi.

Kondisi sosial budaya dapat mempengaruhi sebuah karya sastra. Kondisi masyarakat tersebut juga akan mempengaruhi seorang penulis, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi tulisannya.

3. Nilai-nilai

Nilai-nilai yang terkandung juga termasuk ke dalam unsur ekstrinsik yang membangun sebuah cerpen. Adapun nilai yang terkandung dalam cerpen dapat berupa nilai agama, nilai sosial, unsur budaya, religi, dan sebagainya. Berikut ini beberapa contohnya.

  • Nilai agama, nilai agama pada umumnya berhubungan dengan norma dan kaidah dalam agama serta terdapat pesan yang mengandung keagamaan.
  • Nilai moral, nilai ini berhubungan dengan akhlak, budi pekerti, atau tata susila baik buruknya tingkah laku seseorang yang membawa manfaat untuk pembacanya.
  • Nilai ekonomi, yaitu nilai yang berhubungan dengan status atau kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat.

Contoh Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen

Berikut ini adalah beberapa contoh unsur ekstrinsik cerpen dengan berbagai judul untuk memudahkan pemahaman Anda.

1. Contoh ekstrinsik Cerpen Haji Goni

Berikut ini adalah contoh unsur ekstrinsik cerpen dengan judul Haji Goni.

Ketika musim Agustusan, Haji Goni rela menjadikan tanah lapangannya yang luas menjadi arena untuk berbagai kegiatan perlombaan. Ada banyak perlombaan yang diadakan di sana, dan yang paling sering adalah untuk panjat pinang. Bahkan terkadang karena fisiknya yang masih kuat saat itu, Haji Goni pun ikut dalam perlombaan panjat pinang untuk meramaikan suasana.

Sungguh sangat dermawan memang Haji Goni pada masa itu. Namun, sekarang kepribadian Haji Goni berubah 90 derajat.

Sekarang Haji Goni menjadi pribadi yang sensitif, gampang marah, dan baperan. Dan perubahan yang terjadi ini bukan tanpa alasan. Ia merupakan penduduk asli dari tempat tersebut. Dari nenek buyutnya pun sudah menempati tanah yang sama sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Hingga pada suatu masa, tibalah pembangunan di Ibukota merajalela.

Gedung-gedung mulai berlomba-lomba untuk menjadi yang paling tinggi seperti hendak menyentuh awan. Lahan-lahan kosong mulai dibersihkan untuk pembangunan yang marak itu. Lahan milik Haji Goni pun menjadi salah satu targetnya. Pernah beberapa orang perwakilan dari perusahaan dan pemerintahan setempat mendatanginya dan mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali caci maki.

“Kagak bakalan gua kasih. Dari nenek buyut gue semuanya sudah sejak dulu, tinggal dan hidup di sini. Kagak, nggak mau gua. Gua kagak bisa dibego-begoin.” Ujar Haji Goni.

Maka, orang-orang itu pun pergi dengan tangan hampa. Lembaran surat tanpa tandatangan Haji Goni terpaksa dibawa lagi ke kantor. Kebanyakan sanak saudaranya yang juga memiliki tanah luas, kalap dengan penawaran tinggi dari para kontraktor. Tanpa pikir panjang mereka menjual tanah warisan dari orang tua.

Bahkan ada pula beberapa saudara Haji Goni yang jahanam menjual aset orang tua demi uang. Dan uang tersebut pun gampang raib untuk belanja ini-itu, dan untuk pergi kesana-kemari.

Namun, Haji Goni tetap kekeh dengan pendiriannya dan tetap ingin mempertahankan lahan miliknya. Ia jadi lebih sering mengurung diri di rumah, karena tidak tahan melihat langit yang dulu begitu biru nan elok. Kini terhalang pencakar langit bak raksasa yang siap menghancurkan rumah-rumah kecil di sekitarnya.

Latar belakang penulis : Penulis tinggal di perkotaan saat cerpen ini ditulis.

Latar belakang masyarakat : Masyarakat pinggiran ibukota yang terpinggirkan.

Nilai yang ada : Pentingnya menjaga tanah peninggalan leluhur

2. Contoh Unsur Ekstrinsik Cerpen Piano

“Ibuku, wanita yang sangat cantik dan bersuara merdu. Rambutnya panjang hingga sepunggung, hitam legam bak bulu gagak. Setiap wanita pasti akan iri saat memandang wajahnya yang jelita. Bahkan, setiap lelaki pasti akan jatuh cinta melihat lekuk tubuhnya yang molek. Namun, menurut pendapatku, ia tidak lebih dari seorang wanita tolol.

Kecantikan dan suaranya yang mendayu merdu, hanya bisa mengantarkannya menjadi biduanita kelas teri. Ia menyanyi dari desa ke desa bersama grup musik keliling. Kata nenek, ketika masih belia, banyak pemuda bersahaja yang datang melamarnya. Namun, ia malah jatuh cinta pada seorang lelaki tak beridentitas.

Percintaan ibu dengan lelaki itu pun akhirnya membuahkanku. Tanpa nama ayah di surat kelahiran, aku pun menghirup udara dunia yang tak seramah rahim ibu. Ketika aku berumur empat tahun, reputasi ibu sebagai artis biduan naik daun. Saat itu, ia tak lagi menyanyi di panggung keliling, karena sudah menjadi penyanyi tetap di sebuah bar di Yogyakarta.

Awalnya, ibu pulang seminggu sekali, dengan membawa banyak hadiah untukku. Lama-lama ibu pulang sebulan sekali, lalu tiga bulan sekali, dan akhirnya aku sudah tak bisa lagi menghitung berapa lama ibu pergi.”

Unsur ekstrinsik dari cerpen di atas adalah sebagai berikut.

Latar belakang penulis: Penulis atau pengarang menggunakan sudut pandang pertama. Mungkin cerita mengenai dirinya sendiri atau seseorang yang dekat dengan pengarang.

Latar belakang masyarakat : Pengarang menuliskan dengan jelas nama kota, maka dapat diasumsikan bahwa tempat pengarang tinggal menginspirasi pengarang dalam membuat cerpen tersebut.

Nilai yang ada : Nilai moral kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.

Penutup

Demikian tadi serba-serbi unsur ekstrinsik cerpen lengkap dengan beberapa contohnya. Semoga bermanfaat.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan