Ternyata Ini Perbedaan UMKM dan Startup, Simak Berikut!
Saat ini, UMKM dan startup mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali bermunculan UMKM dan startup apalagi dari kalangan anak muda yang amat kreatif.
Pada tahun 2015, Startup mengalami pertumbuhan pesat. Dampak perkembangan teknologi digital dan dukungan dari pemerintah mempengaruhi membuka peluang besar bagi perkembangan startup di Indonesia.
UMKM menjadi pondasi besar dalam perekonomian Indonesia. Faktanya, sekitar 99,9% usaha di Indonesia merupakan UMKM. Di Indonesia sendiri, UMKM dapat diibaratkan sebagai si kecil pemulih ekonomi.
Mengapa demikian? Perlu kamu ketahui ketika krisis ekonomi tahun 1998, UMKM berperan besar dalam pemulihan ekonomi. Begitu pula saat pandemi Covid-19, banyak pekerja yang di PHK beralih menjadi pelaku UMKM untuk memenuhi keuangan keluarga.
Apakah kamu mempunyai ide membangun UMKM atau startup? Loh, Bukannya UMKM dan startup itu sama? Meski sama-sama bisnis yang bermodal kecil, ternyata UMKM dan startup terdapat banyak perbedaan!
4 Perbedaan UMKM dan Startup
Terdapat berbagai perbedaan antara keduanya. Berikut ini perbedaan UMKM dan startup yang perlu kalian ketahui!
1. Produk
Perbedaan paling mendasar antara UMKM dan startup dapat dilihat di sisi produk yang dihasilkan. Umumnya, produk UMKM dalam bentuk fisik seperti makanan, kerajinan. Selain itu produk UMKM juga berupa jasa seperti pendidikan.
Berbeda dengan startup, output produk dari startup berupa jasa teknologi informasi. Jadi proses pengadaan produk startup menggunakan pengolahan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Produk startup umumnya berupa aplikasi dan sistem informasi. Banyak startup yang saat ini menjadi perusahaan raksasa seperti gojek, traveloka dan bukalapak.
2. Permodalan
Pada awalnya, kedua bisnis ini memang menggunakan modal perorangan atau kelompok dalam membangun usaha. Namun pada perkembanganya, kedua usaha ini memiliki cara yang berbeda.
Pada umumnya, UMKM akan memutarbalikkan modal atau mengantongi sendiri mengembangkan usaha. Artinya, mereka menggunakan pendapatan penjualan untuk mengembangkan usaha mereka. Alternatif lain yang biasa digunakan oleh UMKM yaitu meminjam modal KUR untuk meningkatkan pembiayaan UMKM.
Lalu, bagaimana dengan startup? Pelaku startup memilih menggandeng investor untuk berinvestasi di startup mereka. Dana yang didapat akan jauh lebih banyak daripada sistem permodalan UMKM.
3. Tujuan Akhir
Jika melihat produk dan permodalan dari kedua usaha ini berbeda, kamu mungkin bisa menebak bahwa UMKM dengan startup memiliki tujuan yang berbeda.
Apakah kamu pernah mendengar perusahaan startup membakar uang? Bukan membakar uang beneran namun pelaku startup tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk banyak keperluan pengembangan usaha startup. Tujuan dari startup adalah pengembangan usaha yang pesat.
Seperti yang diketahui permodalan startup yaitu dari investor, maka dalam mengembangkan startup lebih memilih jalan kemitraan.
Berbeda halnya dengan UMKM, pelaku UMKM memilih jalur mengejar keuntungan stabil dalam mengembangkan usaha mereka. Jadi mereka memiliki tujuan yaitu mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu.
4. Akselerasi
Apakah kamu tahu apa itu akselerasi?, dilansir dari KBBI web, Akselerasi merupakan peningkatan kecepatan dalam waktu tertentu. Dalam mengembangkan usaha, startup memiliki akselerasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan UMKM. Mengapa demikian?
Semisal pelaku UMKM ingin mendirikan puluhan cabang perusahaan. Jika dilihat dari permodalan melalui pemutarbalikan modal yang terkesan lebih lambat, maka kecepatan pengembangan usaha kalah dengan startup yang menggandeng investor. Memang pada awalnya, startup dirancang lebih cepat dari segi pengembangan usaha.
Itu tadi perbedaan antara UMKM dan startup. Apakah kamu tertarik mencoba bisnis ini?