Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Daftar isi:
Kotaku.ID – Dalam artikel ini kita akan simak bersama pembahasan tentang Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.
Sekolah adalah tempat yang harus memiliki ekosistem yang dapat merangsang kreativitas peserta didik demi mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya. Apakah sekolah menjadi sesuatu aset sebagai kekurangan atau kekuatan.
Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya merupakan modul terakhir dari tiga modul yang digunakan dalam pelatihan guru penggerak. Langsung saja berikut ini penjelasan lebih lengkap dari modul ini.
Tujuan Pembelajaran Ruang Kolaborasi Modul 3.2

Secara garis besar, tujuan dari pembelajaran ini adalah CGP dapat mengidentifikasi sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan bisa melakukan strategi pemanfaatannya secara efektif.
Capaian Pembelajaran Khusus Ruang Kolaborasi Modul 3.2
Capaian pembelajaran khusus pada Ruang Kolaborasi Modul 3.2 ini adalah di harapkan calon guru penggerak mampu:
- Dapat menganalisis aset yang dimiliki sekolah dan juga kekurangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
- Merencanakan pemetaan potensi yang dimiliki setiap sekolah untuk mengunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset atau Asset Based Community Development.
- Menunjukan sikap positif yakni aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam pengelolaan sumber daya yang ada.
- Merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan yang sudah dibuat sesuai dengan kekuatan atau aset yang dimiliki.
Isi Materi Modul Ruang Kolaborasi Modul 3.2
Ada isi materi Ruang Kolaborasi Modul 3.2 yang harus diperhatikan oleh calon guru penggerak, yakni:
- Peran dan fungsi seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang ada.
- Pendekatan berbasis pengembangan komunitas berbasis aset dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya.
Mengenal Pendekatan Berbasis Asset
Sebelum berbicara lebih jauh tentang Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Anda harus mengenal apa itu pendekatan berbasis aset.
Pendekatan berbasis aset atau asset based approach adalah konsep yang dikembangkan oleh Dr Kathryn Cramer (seorang ahli psikologi). Pendekatan ini adalah cara praktis untuk menemukan dan mengenali apa saja hal positif yang ada dalam kehidupan.
Penggunaan kekuatan sebagai tumpuan akar, membuat anda lebih bisa memusatkan perhatian pada apa yang berjalan baik dan bisa menjadi inspirasi (bisa kekuatan maupun potensi). Ketika anda memusatkan pikiran pada hal buruk atau yang tidak dimiliki maka akan membuat anda sulit berkembang.
Pendekatan berbasis aset ini adalah dasar paradigma inkuiri apresiatif (AI), dimana paradigma ini percaya bahwa setiap oraang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan.
Dalam implementasinya, paradigma AI dimulai dengan mengenali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi. Jadi sebelum menapak pada tahap selanjutnya, lebih baik merencanakan perubahan.
Jurnal Refleksi Menggunakan Model 4F
Pada jurnal refleksi mingguan ini pada Ruang Kolaborasi Modul 3.2, anda bisa menggunakan model pertama atau model 4F yang merupakan kependekan dari Facts, Feeling, Findings dan Future. Model ini dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, berikut ini refleksi yang bisa dibuat:
1. Facts / Peristiwa
Menggambarkan tentang peristiwa yang sudah berlangsung. Seperti bagaimana proses didalam mempelajari modul ini, adakah kerjasama dengan teman sejawat atau yang lainnya. Kemudian sertakan pula detail tanggal dan tempat pelaksanaan kolaborasi tersebut.
2. Feeling / Perasaan
Menceritakan bagaimana perasaan anda selama mempelajari Ruang Kolaborasi Modul 3.2. Anda bisa menggambarkan bagaimana antusiasme anda dan rasa semangat anda dalam mengikuti pendidikan guru penggerak ini. Modul ini bisa dijadikan modal awal atau asset dalam pengembangan peserta didik nantinya.
3. Findings / Pembelajaran
Jelaskan apa saja pembelajaran yang anda dapatkan selama mempelajari Ruang Kolaborasi Modul 3.2. Bisa dimulai dari diri sendiri, refleksi tentang aset di sekolah serta alur eksplorasi konsep yang anda gunakan sebagai paradigma berpikir berbasis asset yang digunakan.
4. Future / Penerapan Ke Depan
Selanjutnya jelaskan seperti apa penerapan yang akan dilakukan kedepannya, seperti harapan pencapaian yang ingin dituju dengan modal yang dimiliki.
Ciri-Ciri Komunitas Sehat dan Resilien

Asset Based Community Development atau ABCD dikenal juga dengan komunitas berbasis aset atau PKBA yang merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann.
Pendekatan ini menekankan cara berpikir yang terletak pada memberikan nilai kepada kapasitas kemampuan pengetahuan jaringan dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Adapun ciri ciri dari komunitas yang sehat dan resilien adalah sebagai berikut ini:
1. Dialog Berkelanjutan
Pertama, komunitas yang sehat dan resilien sangat memperaktikan dialog yang berkelanjutan dan perilaku mengharagai keberagaman yang ada. Pesertanya juga aktif dalam setiap kegiatan. Jika ini di aplikasikan dalam sekolah maka bisa mewujudkan dialog berkelanjutan yang mendorong perilaku yang menghargai keberagaman di sekolah.
2. Menumbuhkan Komitmen
Jika diwujudkan didalam lingkungan sekolah maka bisa mendorong tumbuhnya komitment pada tempat perilaku dan koneksi vitas warga. Warga sekolah bisa bekerjasama gotong royong demi kemajuan semua peserta didik yang ada.
3. Membangun Konektivitas dan Kolaborasi
Jika konsep ini diaplikasikan dalam sekolah maka bisa mewujudkan hubungan dan jejaring kerja antara warga sekolah dan juga warga masyarakat sekolah. Hubungan yang baik secara menyeluruh ini sangat positif untuk perkembangan sekolah.
4. Mengenal Diri
Membantu mengenali diri sendiri dan bisa membangun aset yang ada. Jadi sekolah bisa melihat apa saja potensi dan tantangan yang ada, sehingga kedepannya semua langkah yang diambil terfokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia dan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
5. Membentuk Masa Depan
Ternyata ciri-ciri komunitas sehat adalah mudah membentuk masa depan yakni sekolah bisa menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin diwujudkan.
6. Bertindak Dengan Obsesi Ide dan Peluang
Selanjutnya, setiap unsur sekolah harus mampu mengembangkan sumber daya internal dan eksternal yang dimiliki sehingga muncul ide-ide baru dan peluang baru yang bisa dimasuki untuk kemajuan sekolahnya.
7. Merangkul Perubahan dan Bertanggungjawab
Hal ini menjadi titik awal sebuah perubahan yang ada di sekolah, adalah dengan adanya perubahan pola pikir dan sikap yang cenderung positif dari warganya. Sehingga lebih mudah terbuka dengan perubahan dan bertanggungjawab dengan tugasnya masing-masing.
8. Menghasilkan Kepemimpinan
Terakhir adalah faktor utama dalam perubahan berkelanjutan di sekolah yakni kepemimpinan lokal dan pengembangan serta pembaharuan yang terus menerus dan tidak lelah.
Mengenal 7 Aset Utama dalam Lingkungan Sekolah
Pendekatan komunitas berbasis aset harus ditunjang dengan pemenuhan aset-aset utama dalam lingkungan sekolah. Aset utama tersebut adalah:
- Modal Manusia (Guru, Murid, Orangtua dan Komite yang mendukung kebijakan sekolah, PBM yang berpihak pada siswa, Tenaga Kependidikan seperti OPS, sarpras, kesiswaan, kepegawaian, kesenian, kebersihan dan juga pustakawan).
- Modal Sosial (Seperti aturan sekolah yang tegas, forum berbagi meningkatkan kompetensi, perguruan pencak silat, komunitas keagamaan dan masyarakat sekitar)
- Juga Modal Fisik (Sarana dan prasarana yang dimiliki seperti masjid, laboratorium, ruang keorganisasian, ruang kelas, lapangan upacara dan lainnya)
- Modal Lingkungan Alam (Seperti udara yang masih bersih dan segar, kolam ikan, kebun milik sekolah, lahan luas dan hijau, sekolah yang bersih serta taman sekolah).
- Modal Finansial yang dimiliki (Misalnya dana BOS, koperasi sekolah, Tabungan, BOP, BOPD).
- Ada pula Modal Politik (Pemerintah daerah yang responsive dan proaktiv pada sekolah, rapat rutin setiap bulan sebagai wadah aspirasi warga sekolah serta keamanan atau polis).
- Modal Agama dan Budaya (banyaknya lembaga keagamaan, tokoh agama, perayaan hari besar dan juga budaya berbagi untuk menumbuhkan empati).
Itulah penjelasan dari Ruang Kolaborasi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Langkah kerja yang bisa dilakukan adalah dengan membuat kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang dengan jenjang yang berbeda namun di daerah yang berdekatan. Kemudian lakukan identifikasi aset atau modal yang dimiliki oleh daerahnya.
Selanjutnya presentasikan Ruang Kolaborasi Modul 3.2 dengan fasilitator untuk mendapatkan umpan balik dalik dari kelompok lain. Setelah merevisi apa saja yang membutuhkan perubahan, nantinya anda diminta mengunggah aset sumber daya yang sudah disepakati tersebut dalam bentuk media.
Semangat untuk terus belajar di pendidikan guru penggerak, sehingga anda bisa menjadi salah satu sumber inspirasi dan perubahan disekolah masing-masing. Jangan menyerah dan tetap berkarya.
DISCLAIMER : Bahwa konten Ruang Kolaborasi Modul 3.2 pada website ini adalah murni konten yang ditulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user atau penulis. Pengelola website bisa membatalkan penayangan artikel dan penghapusan artikel.
Gabung ke Channel Whatsapp Untuk Informasi Sekolah dan Tunjangan Guru
GABUNG







