Kotaku
Beranda Pendidikan Mengenal P5 di Kurikulum Merdeka, Begini Bentuk dan Contohnya

Mengenal P5 di Kurikulum Merdeka, Begini Bentuk dan Contohnya

pexels photo 10637644
pexels photo 10637644

Kotaku.id  – Apa itu P5 di Kurikulum Merdeka? Demi mengembangkan kompetensi dan karakter, para siswa perlu mengetahui tentang salah satu karakteristik di Kurikulum Merdeka Belajar, yakni P5. Adapun kepanjangan dari P5 adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam profil Pelajar Pancasila ini, pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan mempunyai perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter yang dibangun dalam keseharian siswa dan dihidupkan dalam diri setiap siswa. Caranya adalah dengan melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Berikut ini adalah pengertian P5 secara detail.

Pengertian P5 di Kurikulum Merdeka

P5 di Kurikulum Merdeka

Pengertian P5 di Kurikulum Merdeka menurut Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dari Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek. P5 adalah projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan sekolah.

Melansir laman Kemendikbud, P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. P5 adalah upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek. Adapun isi dari proyek P5 ini adalah tujuan, langkah, media pembelajaran asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek P5.

1. Tujuan P5

Salah satu tujuan dari P5 di Kurikulum Merdeka adalah untuk membantu para guru dalam menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur siswa. Sebagaimana yang disebutkan dalam Profil Pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran. Sebelum kehadiran P5, Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya kegiatan belajar di luar kelas. Dan tujuan P5 saat ini adalah berikut ini.

  • Memberikan inspirasi kepada para siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
  • Memberi kesempatan para siswa untuk mengalami pengetahuan sambil menguatkan karakter dan belajar dari lingkungan sekitar.
  • Mendorong siswa jadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, memiliki karakter dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila.

Sedangkan tujuan P5 untuk satuan pendidikan adalah bisa mengembangkan modul proyek yang disediakan sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik dan peserta didik. Selain itu, tujuan lain dari P5 ini adalah untuk menemukan jawaban atas banyaknya pertanyaan tentang peserta didik dengan kompetensi seperti yang diharapkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

2. Manfaat P5 di Kurikulum Merdeka

P5 di Kurikulum Merdeka ini sangat bermanfaat baik bagi satuan pendidikan, pendidik maupun peserta didik. Berikut ini manfaat P5 menurut laman Ditjen SMP Kemdikbud.

Bagi Satuan Pendidikan :

  • Menjadikan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
  • Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

Bagi Pendidik :

  • Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
  • Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
  • Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk melakukan kolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain guna memperkaya hasil pembelajaran.

Bagi Peserta Didik :

  • Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
  • Mengembangkan sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada periode waktu tertentu.
  • Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
  • Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
  • Memperlihatkan bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
  • Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.

3. Prinsip Prinsip P5

P5 di Kurikulum Merdeka

Adapun prinsip-prinsip P5 di Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

1. Holistik

Holistik berarti melihat sesuatu secara menyeluruh dan utuh serta tidak parsial atau terpisah-pisah. Cara berpikir holistik dalam P5 berguna untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat isu secara lebih dalam.

2. Eksploratif

Eksploratif adalah berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebih lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. P5 tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.

3. Kontekstual

Prinsip kontekstual ini mendorong guru dan pelajar untuk menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Dengan adanya prinsip ini, para siswa diharapkan bisa mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan.

4. Berfokus pada peserta didik

Prinsip yang terakhir adalah mempunyai fokus pada peserta didik. Artinya berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran. Sehingga dapat mendorong pelajar menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses pembelajaran secara mandiri.

4. Kegiatan P5 di Kurikulum Merdeka

Dan berikut ini adalah gambaran kegiatan P5 di Kurikulum Merdeka.

  • Kegiatan dirancang untuk menguatkan usaha pencapaian kompetensi dan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila.
  • Merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek.
  • Projek merupakan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menelaah sebuah tema menantang.
  • Perancangan projek bertujuan agar siswa bisa melakukan investigasi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Kemudian menghasilkan aksi/produk pada periode waktu yang sudah dijadwalkan.
  • Kegiatan fleksibel dalam hal muatan, pelaksanaan kegiatan dan waktu pelaksanaannya.
  • Muatan, tujuan, dan kegiatannya tidak harus berkaitan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
  • Untuk perancangan, penyelenggaraan atau pelaksanaan kegiatan ini, sekolah bisa melibatkan masyarakat atau dunia kerja.

5. Perbedaan P5 dan Pembelajaran Berbasis Projek

Perbedaan antara P5 dan pembelajaran berbasis projek adalah terletak dari tujuannya. P5 bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila. Sedangkan tujuan pembelajaran berbasis projek adalah untuk meraih Capaian Pembelajaran (CP).

Contoh Penerapan P5 di Kurikulum Merdeka

P5 di Kurikulum Merdeka

Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik. Melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (pembelajaran kokurikuler) dan ekstrakurikuler. Profil Pelajar Pancasila ini mempunyai 6 dimensi utama, yakni meliputi.

  • Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
  • Berkebinekaan global.
  • Bergotong-royong.
  • Mandiri.
  • Bernalar kritis.
  • Kreatif.

Dan salah satu langkah untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila adalah dengan melalui P5. Yaitu pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan P5 dalam pembelajaran. Perlu ditekankan bahwa projek tersebut harus berlandaskan studi kasus dan studi lapangan yang dilakukan oleh peserta didik. Proses tersebut akan memberikan kepekaan kepada para siswa terhadap berbagai isu sosial yang terjadi di masyarakat.

1. Projek Pengelolaan Gurita untuk Ekonomi Kreatif

Aida adalah seorang siswa SMP yang tinggal di kampung nelayan gurita. Di sekolah, guru Aida merancang projek profil dengan topik “Detektif Gurita.“ Dan Aida mengeksplorasi berbagai hal tentang dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita. Hingga mencari tahu bagaimana gurita bisa mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di kampungnya. Pada saat penyelidikan, Aida dan teman-temannya baru mengetahui jika gurita yang tidak laku di pasar, biasanya hanya akan dibuang ke laut kembali.

Lalu dengan bimbingan guru, Aida dan teman-temannya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita. Caranya adalah dengan mengolah gurita yang tidak laku terjual tadi menjadi berbagai makanan olahan gurita kering yang sangat sedap. Maka melalui projek tersebut, Aida telah berhasil mengasah dimensi Kreatif dan Gotong Royong.

2. Contoh P5 di Kurikulum Merdeka dengan Topik Konservasi Air

Belakangan ini, di Ternate sering terjadi krisis air bersih karena mata air mengering. Kemudian Pak Dudung sebagai guru atau tenaga pendidik menyarankan tema Gaya Hidup Berkelanjutan dengan topik “Konservasi Air”. Dan merancang topik tersebut sebagai tema projek penguatan profil pelajar Pancasila. Dan selanjutnya untuk melaksanakan projek ini, para siswa harus belajar tentang siklus air, lalu menyelidiki penyebab keringnya mata air. di daerah tersebut. Setelah diselidiki, ternyata penyebabnya adalah kerusakan hutan di lereng Gunung Gamalama, akibat erupsi pada tahun sebelumnya.

Maka, para siswa dan sekolah pun sepakat membuat aksi penghijauan lereng gunung. Tenaga pendidik kemudian menghubungi DLHK untuk mendapat bantuan bibit pohon. Setelah penanaman, para siswa kerap berkunjung untuk menjenguk dan merawat pohon mereka. Projek ini mengajarkan dimensi Akhlak Mulia, khususnya Akhlak terhadap Alam, yang akan membuat berkembang pesat pada diri siswa setelah menjalani projek profil ini.

3. Projek Melatih Kedisiplinan dan Budaya Kerja yang Baik

Bu Rahayu adalah pengurus komite di SMK tempat anaknya bersekolah. Dan 50% lulusan SMK tersebut hingga saat ini belum diterima bekerja. Dari observasi pada saat praktek, Bu Rahayu menemukan, bahwa ternyata kebanyakan siswa masih belum memiliki budaya kerja yang baik. Bu Rahayu mendukung inisiatif Tim Fasilitator Projek Profil untuk membuat projek profil bertema Kebekerjaan. Dengan bantuan dana dari komite sekolah, siswa akhirnya melakukan kunjungan ke industri dan merefleksikan budaya kerja yang baik di dunia industri.

Lalu, para siswa berdiskusi dan menyepakati budaya kerja yang ingin mereka latih, dan menerapkannya di waktu praktek. Di akhir projek profil, Bu Rahayu pun akhirnya merasa lega karena para siswa telah terbiasa bekerja secara profesional baik secara mandiri maupun di dalam tim. Projek ini menunjukkan cerminan berkembangnya dimensi Mandiri dan Gotong-Royong.

4. Anti-Bullying Lintas Etnis

Telah terjadi kasus perundungan siswa etnis minoritas di suatu kota. Tak perlu waktu lama, guru atau tenaga pendidik setempat berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Projek Profil SMA merancang projek Kebhinnekaan global Pelajar Pancasila.

Dalam projek ini, para siswa diajak berdialog tentang keberagaman dan bhinneka tunggal ika. Selain itu, para siswa juga diajak berdiskusi dengan narasumber komunitas lintas etnis.

Dalam pelaksanaan projek, para siswa pun diajak merasakan tinggal bersama keluarga lintas etnis di kegiatan live-in. Rangkaian kegiatan P5 ini nantinya dapat menghilangkan ketegangan antaretnis, menumbuhkan empati, dan memupuk rasa persatuan siswa SMA.

Selain 4 topik tersebut, ada beberapa topik lain yang bisa dijadikan referensi materi ajar bagi para pendidik antara lain berikut ini.

  • Gaya Hidup Berkelanjutan.
  • Kearifan Lokal.
  • Bangunlah Jiwa dan Raganya.
  • Suara Demokrasi.
  • Rekayasa dan Teknologi.
  • Kewirausahaan.
  • Kebekerjaan.

Penutup

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 di Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menumbuhkan sifat karakter luhur siswa. Dengan adanya projek ini, para siswa akan lebih peka dan akan semakin menumbuhkan jiwa sosial mereka terhadap masyarakat di sekitarnya. Dengan ulasan lengkap tentang P5 di Kurikulum Merdeka berikut bentuk dan contohnya, diharapkan para siswa akan lebih mudah memahaminya dan bisa membantu dalam belajar.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan