Kotaku
Beranda Pendidikan Untuk Guru Ternyata Pembelajaran Berdiferensiasi Itu? Ini Pengertian dan Contoh Penerapannya

Ternyata Pembelajaran Berdiferensiasi Itu? Ini Pengertian dan Contoh Penerapannya

KOTAKU.ID – Istilah pembelajaran berdiferensiasi saat ini semakin familiar terdengar telinga serta semakin banyak disosialisasikan bahkan dipraktikkan bagi siswa di dalam kelas. Ada sejumlah pertanyaan yang berkenaan dengan jenis pembelajaran tersebut, seperti diantaranya pembelajaran berdiferensiasi itu? Pembahasan berikut ini akan membahas secara lengkap mengenai pengertian dan contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

Ulasan yang disajikan berikut ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi tambahan bagi bapak ibu guru yang nantinya akan melaksanakan praktik pembelajaran berdiferensiasi. Contoh penerapannya juga bisa disesuaikan berdasarkan pada kondisi satuan pendidikan tempat guru mengajar.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi harusnya memperhatikan kondisi siswa, itulah tujuan utamanya. Harapannya, para siswa bisa belajar dan memahami materi dengan lebih optimal yang didukung dengan adanya pembelajaran ini.

Pembelajaran Berdiferensiasi Itu?

Namun, tentunya dalam praktiknya tak semudah teori karena situasi antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya berbeda. Jadi, penyesuaian serta kepekaan dari guru sangat diperlukan untuk bisa menjalankan pembelajaran yang berdiferensiasi.

Langsung saja simak penjelasan terkait pembelajaran berdiferensiasi itu? Perhatikan juga contoh-contoh penerapannya sehingga dapat menjadi inspirasi bagi bapak ibu guru.

Pembelajaran berdiferensiasi itu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengakui perbedaan individu dalam hal belajar serta memfasilitasi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. Faktanya pembelajaran berdiferensiasi itu mempunyai tiga strategi diferensiasi, antara lain adalah sebagai berikut

1. Diferensiasi Konten

Konten bisa diartikan dengan suatu materi yang diajarkan kepada peserta. Pembedaan konten bisa dibuat berdasarkan dengan minat, profil belajar, serta kesiapan murid ataupun kombinasi dari ketiga hal tersebut. Untuk dapat memenuhi minat para murid, guru harus menyiapkan alat dan bahan yang telah disesuaikan berdasarkan dengan tiga aspek tadi. Sehingga, murid dapat mengikuti pelajaran sesuai kesiapan, minat, serta profil belajar mereka.

2. Diferensiasi Proses

Proses adalah suatu penyesuaian murid untuk dapat memahami dan memaknai materi yang disampaikan oleh guru. Cara untuk dapat melakukan diferensiasi proses adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan kegiatan berjenjang.
  • Memberikan pertanyaan pemantik yang menggugah minat peserta didik.
  • Membuat agenda yang bersifat individual bagi murid.
  • Mengembangkan kegiatan yang bervariasi.

3. Diferensiasi Produk

Produk adalah hasil kerja yang perlu disampaikan kepada siswa, misalnya pidato, karangan, diagram, rekaman, dan lain sebagainya. Produk ini meliputi dua hal, yakni:

  • Memberikan tantangan dan keragaman.
  • Memberikan pilihan kepada murid terkait bagaimana mereka bisa mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Dalam Kelas

Ada sejumlah contoh yang dapat dijadikan sebagai ide bagi guru untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas. Rinciannya adalah seperti berikut:

  • Penugasan yang Berbeda. Guru memberi tugas yang berbeda kepada siswa berdasarkan dengan tingkat kemampuan atau minat. Sebagai contoh, siswa yang mahir dalam bidang matematika bisa diberikan tugas yang lebih menantang, sementara bagi siswa yang masih kesulitan dalam pelajaran matematika bisa diberikan tugas yang jauh lebih mudah.
  • Pengajaran yang Berbeda. Guru dapat memberi pengajaran yang berbeda kepada peserta didik berdasarkan dengan cara belajar mereka. Sebagai contoh, guru bisa memberikan materi pelajaran dengan melalui metode ceramah bagi siswa yang lebih suka mendengarkan, Selain itu, siswa yang lebih suka belajar secara visual bisa diberikan presentasi ataupun materi dalam bentuk video.
  • Kelompok Belajar yang Berbeda. Guru bisa membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan dengan kemampuan dan minat mereka. Kelompok belajar ini nantinya dapat diarahkan untuk menyelesaikan proyek maupun tugas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Bimbingan yang Berbeda. Guru bisa memberikan bimbingan yang berbeda kepada siswa berdasarkan dengan kebutuhan belajar mereka. Sebagai contoh, siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika bisa diberikan bimbingan tambahan setelah jam sekolah atau setelah mengikuti program remedial, sementara siswa yang telah mahir dapat diberikan bimbingan tambahan agar lebih menantang kemampuan mereka.
  • Penilaian yang Berbeda. Guru bisa memberikan penilaian yang berbeda kepada siswa berdasarkan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Sebagai contoh, siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika bisa dinilai berdasarkan dengan peningkatan kemampuan mereka, sementara siswa yang telah mahir dapat dinilai berdasarkan dengan penyelesaian tugas yang jauh lebih menantang.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi

Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari implementasi model pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa, antara lain yaitu:

  • Pertumbuhan yang sama bagi semua siswa. Pada prinsipnya, pembelajaran berdiferensiasi diadopsi untuk dapat mendukung setiap siswa dalam perjalanan belajar mereka. Metode ini merupakan cara untuk dapat menjangkau dan mempengaruhi setiap siswa di semua tingkatan. Oleh sebab itu, secara individu, seorang guru harus bisa meningkatkan minat siswa dalam kegiatan belajar dan mengarahkan mereka untuk dapat mewujudkan potensi belajar mereka dengan optimal.
  • Pembelajaran yang menyenangkan. Ketika guru menerapkan serangkaian strategi pembelajaran yang selara dengan tipe belajar murid, maka murid akan merasakan betapa belajar itu terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Kesimpulan

Demikian pembahasan lengkap untuk menjawab ternyata pembelajaran berdiferensiasi itu? Contoh jawaban diatas bisa bapak ibu guru kembangkan sesuai dengan kebutuhan para murid yang diampu, tentunya dengan cara memperhatikan minat, profil belajar, serta kesiapan para murid.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan