Mengenal Model Pembelajaran Jigsaw: Pengertian, Keuntungan, Implementasi, Tantangan dan solusinya.

Table of content:
Model Pembelajaran Jigsaw adalah sebuah metode yang inovatif dalam dunia pendidikan. Model ini didasarkan pada kolaborasi dan pembagian tugas di antara siswa, yang memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan efektif.
Dalam artikel ini, kami akan membahas Model Pembelajaran Jigsaw , serta memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep ini, keuntungannya, cara mengimplementasikannya, dan beberapa tips berharga untuk guru.
Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Model Pembelajaran Jigsaw adalah salah satu konsep model pembelajaran dalam dunia pendidikan yang pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli psikologi sosial Amerika, Elliot Aronson pada tahun 1971. Dalam konteks pendidikan, Model Pembelajaran Jigsaw adalah metode yang inovatif yang bertujuan untuk mempromosikan kolaborasi, pemahaman yang mendalam, serta pemberian tanggung jawab kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Jigsaw yang disebutkan oleh Aronson, merupakan pendekatan yang berbeda dari pembelajaran tradisional yang sering kali didominasi oleh guru. Dalam model ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, biasanya beranggotakan 4-6 siswa. Setiap kelompok diberi tugas untuk memahami secara mendalam satu bagian dari materi pelajaran.
Elliot Aronson, yang juga seorang pemenang Penghargaan Nobel dalam bidang Psikologi, mengembangkan model ini sebagai solusi untuk mengatasi persaingan dan ketidakamanan di antara siswa. Model Pembelajaran Jigsaw bertujuan untuk menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan berorientasi pada kerjasama.
Keuntungan Model Pembelajaran Jigsaw
Model Pembelajaran Jigsaw, seiring dengan konsep kolaboratif dan inklusif yang diperkenalkannya, menawarkan sejumlah keuntungan signifikan bagi proses pendidikan. Diantara tujuh keuntungan utama yang dapat diperoleh melalui penerapan Model Pembelajaran Jigsaw adalah:
1. Peningkatan Keterlibatan Siswa
Model Pembelajaran Jigsaw menempatkan siswa dalam peran yang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kelompok-kelompok kecil, setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk memahami dan mengajar materi tertentu kepada rekan-rekannya. Hal ini menciptakan rasa memiliki yang kuat dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara signifikan.
Ketika siswa merasa bahwa mereka memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran, mereka lebih cenderung berpartisipasi dan berusaha lebih keras.
2. Pembelajaran Kolaboratif
Salah satu inti dari Model Pembelajaran Jigsaw adalah kolaborasi di antara siswa. Mereka perlu bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk memahami dan mengajarkan materi.
Hal ini bukan hanya membantu siswa dalam memahami konsep yang diajarkan, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang berharga. Mereka belajar bagaimana bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan efektif, dan mendukung satu sama lain.
3. Pemahaman yang Mendalam
Dalam Model Pembelajaran Jigsaw, setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami dengan baik bagian materi yang mereka pelajari. Hal ini karena mereka akan mengajar materi tersebut kepada rekan-rekan mereka.
Oleh karena itu, siswa tidak dapat hanya mengandalkan “belajar setengah-setengah.” Mereka harus menguasai materi secara mendalam agar dapat mengajarkannya dengan baik. Hal ini mendorong pemahaman yang lebih mendalam dan berkelanjutan.
4. Penghargaan Terhadap Keberagaman
Model ini merayakan perbedaan di antara siswa. Setiap siswa memiliki peran penting dalam kelompok mereka, dan mereka harus saling mengandalkan. Hal ini menghilangkan elemen persaingan yang sering muncul dalam pendidikan tradisional.
Dalam kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw, keberagaman dihargai sebagai kekuatan, dan setiap siswa merasa diterima dan berharga.
5. Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan
Dalam Model Pembelajaran Jigsaw, siswa terlibat dalam diskusi aktif. Mereka harus berbicara untuk mengajarkan materi mereka kepada rekan-rekan mereka dan mendengarkan dengan baik saat rekan-rekan mereka mengajar.
Hal ini membantu meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan siswa. Mereka belajar bagaimana menyampaikan ide dengan jelas dan memahami dengan baik perspektif orang lain.
6. Pengembangan Keterampilan Sosial
Ketika siswa bekerja dalam kelompok kecil, mereka belajar bagaimana berkomunikasi dengan efektif, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama dalam tim. Keterampilan sosial ini tidak hanya berguna dalam konteks pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan di masa depan ketika mereka memasuki dunia kerja.
7. Penghematan Waktu
Dengan Model Pembelajaran Jigsaw, siswa dapat memahami materi lebih cepat dan efisien karena mereka belajar satu sama lain. Hal ini dapat menghemat waktu yang sebelumnya digunakan untuk metode pengajaran tradisional yang memerlukan lebih banyak waktu untuk pengulangan dan klarifikasi.
Langkah-langkah Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw

Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw, yang telah dibahas sebanyak tujuh kali dalam artikel ini, memerlukan perencanaan dan eksekusi yang cermat. Berikut adalah langkah-langkah rinci yang dapat Anda ikuti untuk mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw dengan sukses di lingkungan kelas Anda:
1. Pilih Materi yang Sesuai
Pertama-tama, Anda perlu memilih materi pelajaran yang sesuai untuk Model Pembelajaran Jigsaw. Materi ini harus dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang cukup untuk dikerjakan oleh kelompok-kelompok kecil. Pastikan materi ini relevan dan dapat menarik perhatian siswa.
2. Bentuk Kelompok
Setelah materi telah dipilih, bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Biasanya, setiap kelompok terdiri dari 4 hingga 6 siswa. Pastikan bahwa dalam setiap kelompok terdapat perwakilan siswa dengan beragam tingkat kemampuan untuk memastikan kolaborasi yang efektif.
3. Distribusikan Materi
Setelah pembentukan kelompok, berikan kepada masing-masing kelompok bagian dari materi yang mereka perlu pelajari. Setiap kelompok harus menerima bagian yang berbeda. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa tidak belajar materi yang sama, sehingga mereka harus saling mengajar untuk mengisi celah pengetahuan mereka.
4. Pembelajaran Individu
Setelah kelompok-kelompok memiliki materi mereka, berikan waktu kepada siswa untuk memahami bagian yang telah mereka terima. Mereka dapat menggunakan berbagai sumber, seperti buku teks, artikel, atau sumber daya online, untuk memperdalam pemahaman mereka.
5. Pertemuan Kelompok Jigsaw
Langkah ini adalah inti dari Model Pembelajaran Jigsaw. Selanjutnya, adakan pertemuan kelompok Jigsaw, di mana setiap anggota kelompok yang berbeda akan mengajar satu sama lain tentang bagian yang telah mereka pelajari. Pastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki pemahaman yang cukup untuk mengajar dengan jelas dan efektif.
6. Diskusi dan Pertanyaan Kelas
Setelah semua kelompok telah mengajar materi mereka, adakan diskusi kelas tentang topik tersebut. Hal ini adalah kesempatan bagi siswa untuk bertanya, memberikan klarifikasi, dan berdiskusi tentang materi yang telah diajarkan. Fasilitasi diskusi dengan baik untuk memastikan bahwa semua siswa dapat berpartisipasi dan pemahaman mereka diperdalam.
7. Penilaian
Akhirnya, gunakan berbagai bentuk penilaian untuk mengukur pemahaman siswa. Hal ini dapat berupa ujian individu, proyek kelompok, atau bahkan penilaian sebaya (peer assessment). Pastikan bahwa penilaian mencerminkan pemahaman mendalam dan kemampuan siswa dalam mengajarkan dan memahami materi.
Tantangan dan Solusi dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw yang telah kita bahas dalam artikel ini, meskipun memiliki banyak keuntungan, juga dapat menghadirkan sejumlah tantangan.
Namun, dengan pemahaman yang baik tentang tantangan tersebut, Anda dapat menemukan solusi yang efektif untuk menjalankan model ini dengan sukses di lingkungan kelas Anda.
Tantangan #1: Manajemen Waktu
Model Pembelajaran Jigsaw dapat membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan dengan metode pengajaran konvensional. Pembentukan kelompok, pembelajaran individu, pertemuan kelompok Jigsaw, dan diskusi kelas semuanya memerlukan waktu yang signifikan.
Solusi: Lakukan perencanaan waktu dengan cermat. Tentukan jadwal yang memadai untuk setiap langkah dalam proses ini. Anda juga dapat memilih materi yang sesuai dengan format Model Pembelajaran Jigsaw atau mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada.
Tantangan #2: Pembagian Materi yang Tepat
Memilih bagian materi yang cocok untuk setiap kelompok bisa menjadi tantangan. Ada kemungkinan bagian-bagian tersebut tidak seimbang dalam kompleksitasnya.
Solusi: Pertimbangkan dengan matang materi yang akan dibagi dan pastikan bahwa setiap bagian memiliki tingkat kesulitan yang sebanding. Jika ada bagian yang lebih sulit, Anda dapat memberikan panduan atau sumber daya tambahan kepada kelompok yang menerima bagian tersebut.
Tantangan #3: Pengelompokan yang Efektif
Membentuk kelompok yang seimbang dari segi kemampuan dan karakter siswa bisa sulit. Tidak jarang, ada siswa yang lebih pasif atau mendominasi dalam kelompok.
Solusi: Pertimbangkan untuk menggunakan data kemampuan siswa atau pengetahuan awal mereka untuk membentuk kelompok. Bekerjasamalah dengan siswa untuk menetapkan aturan kelompok yang adil dan memastikan bahwa setiap anggota berpartisipasi.
Tantangan #4: Kesulitan dalam Proses Pembelajaran Individu
Siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami materi secara mandiri. Mereka mungkin merasa kesulitan memproses informasi tanpa bimbingan langsung dari guru.
Solusi: Sediakan panduan, sumber daya tambahan, atau sesi konsultasi singkat untuk membantu siswa saat mereka belajar secara mandiri. Juga, dorong siswa untuk berdiskusi dan bertukar pemahaman dalam kelompok mereka.
Tantangan #5: Kendala Sosial dan Emosional
Beberapa siswa mungkin merasa cemas atau tidak nyaman ketika harus berbicara di depan kelas atau bekerja dalam kelompok.
Solusi: Ciptakan lingkungan yang mendukung di kelas. Dorong siswa untuk berbagi ide dan pendapat mereka tanpa takut dikritik. Berikan pujian dan dukungan saat mereka berpartisipasi aktif.
Tantangan #6: Evaluasi yang Fair
Mengukur pemahaman siswa dengan adil dan objektif bisa menjadi tantangan, terutama dalam format Model Pembelajaran Jigsaw di mana ada banyak aspek yang dievaluasi.
Solusi: Gunakan berbagai metode penilaian, seperti ujian individu, penilaian kelompok, atau penilaian sebaya. Pastikan bahwa kriteria penilaian telah dijelaskan dengan jelas kepada siswa.
Tantangan #7: Konsistensi dalam Penerapan
Memastikan konsistensi dalam menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw dalam jangka panjang bisa sulit. Terkadang, kesibukan atau perubahan dalam kurikulum dapat menghambat implementasi yang konsisten.
Solusi: Tetapkan komitmen jangka panjang untuk Model Pembelajaran Jigsaw dan coba temukan cara untuk mengintegrasikannya secara berkelanjutan dalam kurikulum Anda. Berkolaborasi dengan rekan-rekan guru untuk mendukung dan mempertahankan penggunaan model ini.
Tips untuk Guru dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw
Dalam mengadopsi Model Pembelajaran Jigsaw yang telah kita bahas sebanyak tujuh kali dalam artikel ini, para guru perlu memahami beberapa tips yang akan membantu mereka dalam menjalankan model ini dengan sukses.
Berikut adalah serangkaian tips berharga yang akan membantu guru dalam mengimplementasikan Model Pembelajaran Jigsaw:
1. Pemahaman yang Mendalam tentang Model Pembelajaran Jigsaw
Sebelum menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw dalam kelas Anda, pastikan Anda memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan prinsip-prinsip dasar model ini. Pahami tujuan utama model ini, yaitu meningkatkan kolaborasi siswa dan pemahaman yang mendalam.
2. Pemilihan Materi yang Tepat
Pilih materi pelajaran yang sesuai dengan Model Pembelajaran Jigsaw. Materi ini harus dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang dapat diajarkan oleh kelompok-kelompok kecil. Pastikan materi tersebut relevan dan menarik bagi siswa.
3. Pembentukan Kelompok dengan Bijak
Saat membentuk kelompok, pertimbangkan dengan matang kemampuan dan karakter siswa. Cobalah menciptakan kelompok yang seimbang dan beragam agar kolaborasi efektif dapat terjadi. Pertimbangkan data kemampuan siswa atau pengetahuan awal mereka saat membentuk kelompok.
4. Pendampingan dan Fasilitasi
Sebagai guru, peran Anda adalah mendampingi dan memfasilitasi proses pembelajaran. Pastikan Anda memberikan bimbingan saat siswa melakukan pertemuan kelompok Jigsaw dan berdiskusi tentang materi. Dukung siswa dalam memecahkan masalah atau konflik yang mungkin muncul selama proses pembelajaran.
5. Komunikasi yang Efektif
Jaga komunikasi yang efektif dengan siswa. Pastikan mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka dengan jelas. Selalu sedia untuk menjawab pertanyaan atau memberikan klarifikasi ketika diperlukan.
6. Pantau Aktivitas Kelompok
Pantau aktivitas kelompok secara rutin untuk memastikan bahwa semua siswa berpartisipasi dengan baik. Jika diperlukan, berikan umpan balik kepada kelompok atau siswa individual tentang kinerja mereka.
7. Evaluasi yang Adil
Selain mengukur pemahaman siswa, pastikan bahwa evaluasi Anda adil dan objektif. Pertimbangkan penggunaan berbagai bentuk penilaian, seperti ujian individu, penilaian kelompok, atau penilaian sebaya, untuk mengukur pemahaman siswa dengan baik.Kesimpulan
Model Pembelajaran Jigsaw adalah metode pembelajaran yang bermanfaat untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mengembangkan keterampilan sosial, dan memastikan pemahaman mendalam.
Dengan mengikuti langkah-langkah implementasi dan menerapkan tips yang disebutkan di atas, Anda dapat mengambil keuntungan dari model ini dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan kolaboratif untuk siswa Anda. Model Pembelajaran Jigsaw, dengan pendekatan pembelajaran berbasis kelompoknya, akan membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.