Job Order Costing: Manfaat dan Perbedaannya dengan Process Costing
Daftar isi:
Kotakuid – Tidak sama dengan activity based costing yang menghitung total biaya aktivitas, job order costing merupakan penentuan harga terhadap suatu barang ataupun jasa.
Banyaknya nominal tersebut dihitung berdasarkan dengan jumlah pesanan seperti biaya overhead, bahan baku, dan biaya tenaga kerja.
Pada ulasan kali ini akan membahas tentang apa itu job order costing. Yakni mulai dari pengertian, manfaat, contoh, dan perbedaannya dengan process costing.
Jadi, bagi Anda yang ingin mengetahuinya lebih jauh, yuk simak penjelasan secara lengkapnya di bawah ini!
Apa itu Job Order Costing?
Pengertian job order costing merupakan suatu sistem yang terjadi saat pelanggan memesan sejumlah kecil produk unik.
Sistem ini biasanya menentukan harga masing-masing produk dan memungkinkan perusahaan mendapatkan keuntungan. Sementara, biaya setiap produk cukup masuk akal untuk dibeli pelanggan.
Adapun hal yang bisa dilakukan oleh job order costing yaitu melacak dan mendapatkan informasi dari sumber keuangan seperti biaya material, catatan penggajian, faktur pemasok, serta alokasi overhead.
Akuntan memakai sumber daya ini untuk mengumpulkan data dan menghitung ataupun melacaknya terhadap lembar biaya pekerjaan.
Anda juga bisa menggunakan database pesanan untuk bisa melacak setiap produk memakai nomor identifikasi unik untuk setiap produk.
Setiap item yang dilacak oleh sistem penetapan biaya pekerjaan, membutuhkan tingkat biaya pesanan.
Di mana, mencantumkan bahan untuk memproduksi, jumlah orang terlibat, waktu pembuatan, serta overhead manufaktur produk.
Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing
Adapun perbedaan job order costing dan process costing yaitu Anda bisa melihat secara rinci bahwa gaji merupakan pekerjaan atau biaya pekerjaan. Yang dilakukan dalam menanggapi tuntutan pekerjaan konsumen.
Sementara itu, penetapan biaya pekerjaan dihitung ketika pesanan kerja selesai dan tidak menghitung kesalahan ataupun kerugian dari proses manufaktur.
Misalnya saja, penetapan biaya pesanan merupakan proyek manufaktur untuk kursi dan meja dan karyawannya.
Berdasarkan dengan aktivitas, job order costing adalah biaya yang dibebankan secara langsung ke setiap proses manufaktur untuk memproduksi suatu produk.
Sementara itu, perhitungan biaya dilakukan ketika Anda menjalankan jumlah produk yang dihasilkan per unit.
Akan tetapi, dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, jika pesanan untuk suatu produk menjadi tidak tersedia ataupun produksi hilang. Hal ini dihitung dan dicatat dalam kesalahan produksi.
Oleh karena itu, pemakaian job order costing juga akan menghemat anggaran Anda.
Manfaat Job Order Costing
Setelah Anda mengetahui pengertian dari job order costing dan perbedaannya dengan proses costing. Selanjutnya, Anda juga harus mengetahui keuntungan apa saja yang bisa Anda dapatkan. Beberapa manfaat dari job order costing yaitu sebagai berikut:
- Menjadi bahan pertimbangan menerima ataupun menolak pesanan.
- Membantu menentukan harga jual dan beban produksi.
- Mengontrol proses dan biaya produksi yang terjadi.
- Memisahkan keuntungan dengan jelas dan menjadikan perbandingan.
- Membantu perbandingan biaya aktual daan menjadi analisis histori pemesanan.
Adapun, salah satu contoh job order costing yaitu pengacara maupun akuntan sering menerapkan sistem penetapan biaya pekerjaan. Guna untuk melacak waktu dan sumber daya yang akan dihabiskan untuk setiap kliennya.
Dalam jenis ini, contoh job order costing yakni seorang pengacara perceraian yang bekerja dengan klien untuk memberikan nasihat hukum dasar. Serta dukungan untuk penyelidikan hukum, pertemuan klien-pengacara, ataupun saar sumber daya tambahan tidak dibutuhkan.
Jika pengacara perceraian bekerja dalam kasus kompleks yang membutuhkan waktu penyelidikan tambahan, pertemuan, dan sumber daya lainnya. Mereka akan memakai biaya pekerjaan untuk menghitung jumlah klien yang tepat.
Kesimpulan
Demikian penjelasan lengkap tentang definisi, manfaat, contoh dan perbedaan job order costing dan process costing.
Elemen ini sangat penting dalam berjalannya bisnis. Oleh karena itu, dalam proses pengelolaannya juga harus dilakukan dengan maksimal, misalnya dalam penyediaan tempat penyimpanannya.