Terjebak Pinjaman Online (pinjol) Apakah Wajib di bayarkan ?

Daftar isi:
Fenomena pinjaman online atau pinjol saat ini memang semakin marak terjadi di masyarakat. Kemudahan dalam mengajukan pinjaman membuat banyak orang tergoda untuk memanfaatkannya. Sayangnya, tidak semua pengguna memahami risiko yang datang bersamaan dengan kemudahan tersebut. Tidak sedikit dari mereka akhirnya terjebak dalam lingkaran utang yang terus membengkak akibat bunga tinggi dan denda keterlambatan.
Pertanyaannya kemudian adalah, ketika seseorang sudah terjebak dalam pinjaman online, apakah wajib untuk melunasi utang tersebut? Bagaimana hukumnya secara hukum dan moral? Artikel ini akan membahasnya secara detail, mudah dipahami, serta memberikan panduan praktis bagi siapapun yang mengalami kondisi serupa.
Pinjaman Online, Wajibkah Dilunasi?
Dari sisi hukum positif di Indonesia, pinjaman online yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentu wajib dilunasi. Mengapa demikian? Karena pinjaman tersebut memiliki dasar hukum yang sah, dan peminjam telah menandatangani perjanjian yang mengikat secara hukum. Artinya, jika seseorang tidak melunasi pinjaman online resmi, maka ada risiko hukum seperti penagihan resmi, bahkan sampai gugatan ke pengadilan.
Namun, situasi berbeda terjadi apabila pinjaman online tersebut ilegal atau tidak terdaftar di OJK. Banyak kasus pinjol ilegal menerapkan bunga yang sangat tinggi, bahkan tidak masuk akal, dan menggunakan metode penagihan yang kasar hingga mengancam. Pada kondisi ini, pihak berwenang, termasuk OJK dan Kepolisian, telah menegaskan bahwa praktik seperti itu ilegal.
Walaupun begitu, secara moral seseorang tetap wajib melunasi pokok utang yang dipinjam. Pokok utang yang dimaksud adalah jumlah uang yang benar-benar diterima, tanpa memperhitungkan bunga tidak masuk akal atau denda yang memberatkan.
Risiko Tidak Membayar Pinjaman Online Legal
Jika pinjaman online tersebut adalah lembaga resmi dan legal, risiko tidak membayar pinjaman cukup besar. Berikut adalah beberapa risiko nyata yang bisa terjadi jika tidak melunasi pinjaman online:
- Terkena BI Checking atau masuk daftar hitam kredit Jika tidak membayar pinjaman online resmi, data akan tercatat pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK OJK), yang sering disebut BI Checking. Akibatnya, di masa depan akan sulit memperoleh kredit dari bank atau lembagakeuangan lainnya.
- Penagihan Intensif dan Proses Hukum Perusahaan pinjol legal berhak melakukan penagihan sesuai prosedur hukum, termasuk mengajukan gugatan perdata jika nasabah tidak menunjukkan itikad baik dalam pembayaran.
- Beban Denda dan Bunga Bertambah Semakin lama menunda pembayaran, bunga dan denda keterlambatan semakin besar, sehingga nominal utang semakin sulit dikendalikan.
Bagaimana dengan Pinjaman Online Ilegal?
Berbeda dengan pinjaman online resmi, pinjaman ilegal biasanya tidak memiliki izin resmi dari OJK. Ciri-ciri pinjol ilegal antara lain bunga yang sangat tinggi, penagihan yang kasar, dan mengakses data pribadi peminjam tanpa izin.
Pada kondisi ini, peminjam memiliki hak untuk melaporkan praktik ilegal tersebut kepada pihak berwenang seperti kepolisian atau OJK. Meskipun begitu, bukan berarti pokok pinjaman tersebut boleh tidak dibayar sama sekali. Secara moral dan etika, pokok utang tetap menjadi kewajiban yang harus dilunasi.
Namun, bunga yang tidak masuk akal serta berbagai biaya tambahan yang ditagihkan oleh pinjol ilegal bisa dinegosiasikan atau diabaikan karena jelas melanggar ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
Langkah Bijak Jika Terlanjur Terjebak Pinjol
Jika seseorang sudah terlanjur terjebak dalam pinjaman online, berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:
- Identifikasi Jenis Pinjol Pastikan terlebih dahulu apakah pinjol tersebut resmi atau ilegal. Informasi ini bisa diperoleh melalui website resmi OJK atau menghubungi call center OJK.
- Lakukan Negosiasi Jika merasa kesulitan membayar, segera hubungi pihak pinjaman online untuk melakukan negosiasi restrukturisasi utang atau pengurangan bunga dan denda.
- Melapor ke OJK atau Kepolisian (untuk pinjol ilegal) Jika mendapat ancaman atau tekanan dari pinjol ilegal, jangan takut untuk melapor. Pemerintah melalui OJK dan kepolisian memiliki wewenang untuk menindak tegas pinjol ilegal.
- Cari Bantuan Profesional Bila kesulitan mengatasi masalah ini sendiri, mencari bantuan profesional seperti konsultan keuangan atau lembaga bantuan hukum bisa menjadi pilihan yang bijaksana.
- Jangan Menutup Lubang dengan Menggali Lubang Baru Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah mengambil pinjaman baru untuk menutup pinjaman lama. Ini hanya akan memperbesar masalah, karena beban utang akan terus bertambah.
Kesimpulan
Terjebak dalam pinjaman online memang situasi yang tidak menyenangkan. Tetapi, baik secara hukum maupun moral, kewajian untuk membayar tetap ada. Untuk pinjol legal, pembayaran utang adalah mutlak. Sedangkan untuk pinjol ilegal, bayar pokok pinjaman namun abaikan tuntutan bunga yang tidak wajar dan segera laporkan ke pihak berwenang.