Jawaban Soal Apa Kekuatan Konteks Sosio-Kultural Di Daerah Anda Yang Sejalan Dengan Pemikiran KHD

KOTAKU.ID – Apakah ada konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara? Jika ada, lalu ada apa saja kekuatan konteks sosio-kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu Anda harus memahami pengertian dari sosio-kultural, yang mana merupakan gagasan atau sistem yang mengatur tingkah laku manusia.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) menjelaskan bahwa pendidikan dan pengajaran di Indonesia adalah suatu upaya yang dilakuakan sebagai bentuk usaha bersama dengan mempersiapkan serta menyediakan kebutuhan hidup manusia baik pada kehidupan bermasyarakat maupun berbudaya.

Upaya tersebut dilaksanakan guru sebagai langkah untuk mempersiapkan pelajar Indonesia sebagai masyarakat global. Yang harus sesuai dengan Pancasila dan kearifan lokal. Oleh karena itu tujuan utama dari adanya pendidikan nasional yaitu harus sejalan dengan pemikiran KHD.

Jawaban Soal Apa Kekuatan Konteks Sosio-Kultural Di Daerah Anda Yang Sejalan Dengan Pemikiran KHD

Dibawah ini merupakan penjelasan lengkap terkait contoh kekuatan konteks sosio-kultural di Kabupaten Purbalingga yang sejalan dengan pemikiran KHD. Dalam filosofi pendidikan KHD, melaksanakan pembaharuan secara terpadu yang hendaknya selalu mengingat bahwa kepentingan anak didik, baik teri hidup diri pribadinya atau hidup bermasyarakat jangan sampai meninggalkan seluruh kepentingan yang berhubungan erat dengan kodrat keadaan ataupun zaman.

Hal ini sesuai dengan konteks daerah yang berada di Kabupaten Purbalingga dimana salah satu prisnip tatanen di bale atikan adalah bentuk kearifan lokal dengan cara mengembangkan, memberdayakan, mengoptimalkan dan mengelola potensi lokal. Adapun, program Tatanen di Bale Atikan (TdBA) ini adalah gerakan pendidikan karakter untuk dapat menumbuhkan kesadaran hidup ekologis, dalam menjaga, merawat serta berguru kepada bumi.

Gerakan ini telah terintegrasi dengan pertanian berbasis pancaniti sehingga para peserta didik bisa berkembang sesuai dengan kodrat dirinya, alamnya dan zamannya. Adapun, kegiatan TdBA ini bisa dikatakan sebagai pendidikan karakter karena dalam penerapannya melibatkan pikiran, perasaan, jiwa dan raga.

Hal ini juga sesuai pada pemikiran ki hajar dewantara, karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan serta kehendak yang dapat menimbulkan tenaga. Pembelajaran TdBA banyak dilaksanakan di luar kelas dengan melibatkan interaksi aktif antar peserta didik sehingga dalam pengadaannya tumbuh suasana belajar yang menyenangkan.

Adanya kegiatan TdBA ini dapat mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan serta kreatifitas dalam mengolah hasil pertanian. Sementara itu para siswa juga bisa berekspresi serta melakukan penelitian sederhana untuk menghasilkan produk pertanian yang bermanfaat.

Baca Juga:

Gambaran Umum Pelaksanaan Program Pemantauan Kualitas Data Dapodik 2025 di Satuan Pendidikan

Pendidikan ini memberikan kesempatan yang cukup besar untuk dapat menjadi manusia seutuhnya. Hal ini sejalan dengan konsep KHD karena dalam penerapannya melibatkan pikiran, perasaan, jiwa serta raga.

Alternatif Jawaban Kekuatan Konteks Sosio-Kultural Di Daerah Anda Yang Sejalan Dengan Pemikiran KHD

Konteks sosio-kultural yang ada di daerah pastinya mempunyai kekayaan yang unik. Nilai-nilai, tradisi, adat istiadat, serta norma-norma sosial menjadi pilar kuat yang dapat membentuk identitas masyarakat. Pemikiran Ki Hajar Dewantara, yang menekankan kepada pendidikan berbasis karakter dan kreativitas, sesuai pada semangat kearifan lokal.

Pendidikan yang memahami serta mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dapat menciptakan individu yang berdaya, mempunyai identitas kuat, dan siap berkontribusi kepada masyarakat. Dalam konteks sosio-kultural di daerah, ada beberapa kekuatan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD).

Berikut ini merupakan penjelasan lengkap terkait alternatif jawaban terkait beberapa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran KHD. Langsung saja simak pembahasan lengkapnya dibawah ini.

• Nilai-nilai Gotong Royong. Gotong royong adalah salah satu nilai luhur budaya yang kuat yang ada di daerah. Nilai ini sejalan dengan pemikiran KHD terkait pentingnya sinergi dan kerjasama antar keluarga, masyarakat, serta sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang baik.
• Penghargaan terhadap Budaya Lokal. Di daerah saya, ada kekuatan konteks sosio-kultural dalam bentuk penghargaan yang tinggi pada budaya lokal. Nilai-nilai, tradisi, serta bahasa daerah dihargai serta diintegrasikan dalam pendidikan, sesuai semangat KHD.
• Kebersamaan dan Solidaritas. Kebersamaan dan solidaritas adalah nilai sosio-kultural yang kuat di daerah. Pemikiran KHD terkait pendidikan yang serta yang berlandaskan kemandirian dapat diterapkan dengan membangun rasa kebersamaan serta solidaritas di antara peserta didik, serta mengajarkan mereka untuk dapat saling membantu dan peduli terhadap sesama.

Kesimpulan

Untuk membangun pendidikan yang berkualitas, integrasi antara pemikiran Ki Hajar Dewantara dan kekuatan konteks sosio-kultural di daerah adalah bentuk kunci kesuksesan. Melalui pendidikan yang menghargai warisan budaya sembari merespons tuntutan zaman, maka guru perlu membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, melainkan juga berdaya untuk menghadapi tantangan global tanpa melupakan akar budaya serta nilai-nilai lokal yang menguatkan.

Perlu dicatat dan dipahami bahwa pembahasan ini hanya sebagai referensi tambahan untuk dapat menemukan sudut pandang baru. Demikian pembahasan lengkap mengenai Jawaban Kekuatan Konteks Sosio-Kultural Di Daerah Anda Yang Sejalan Dengan Pemikiran KHD. Semoga informasi yang disampaikan terkait Jawaban Kekuatan Konteks Sosio-Kultural Di Daerah Anda Yang Sejalan Dengan Pemikiran KHD di atas bisa bermanfaat dan membantu para calon guru penggerak.