Pengertian Absorption Costing: Kelebihan dan Cara Menghitungnya

Table of content:
KotakuID – Absorption costing merupakan istilah untuk menyebutkan biaya penyerapan dalam suatu proses penentuan harga produk. Metode ini biasanya akan digunakan saat Anda perlu mengumpulkan jumlah dana terkait produksi.
Agar lebih jelasnya tentang apa itu absorption costing, yuk simak penjelasan ulasan berikut ini. Diantaranya mulai dari pengertian, kelebihan, kekurangan, sampai cara menghitungnya!
Baca Juga: Standard Costing: Pengertian dan Perbedaan dengan Actual Costing
Pengertian Absorption Costing
Absorption costing merupakan istilah lain dalam menyebut biaya penyerapan atau biaya penuh. Di dalam konsep dasar akuntansi, metode ini ditujukan untuk memperhitungkan semua biaya yang digunakan dalam proses pembuatan suatu produk.
Dapat dikatakan, semua biaya yang termasuk dalam absorption costing merupakan perhitungan yang Anda butuhkan saat ingin menyusun laporan keuangan bisnis.
Adapun beragam biaya tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut :
- Bahan baku adalah bahan-bahan utama untuk membuat suatu produk.
- Biaya overhead manufaktur variabel yakni budget yang digunakan untuk keperluan operasional dan produksi sesuai volume, seperti perlengkapan manufaktur, listrik, serta utilitas semacamnya.
- Biaya overhead manufaktur tetap, yakni budget yang dikeluarkan untuk operasional fasilitas akan tetapi bersifat tetap, seperti biaya sewa atau asuransi.
- Upah tenaga kerja, yakni gaji pegawai yang dibayarkan selama proses produksi.
Nah, dalam perhitungan absorption costing, biaya yang berkaitan dengan proses produksi nantinya akan dicantumkan sebagai aset dalam akun persediaan hingga produk tersebut dijual. Yang mana biaya ini nantinya akan dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan.
Kelebihan Menghitung Absorption Costing
Pada dasarnya, absorption costing merupakan metode untuk menentukan harga pokok produksi yang meliputi semua pengeluaran dalam proses pembuatan, baik biaya tetap ataupun variabel.
Dengan melalui metode ini, Anda nantinya bisa memperhitungkan setiap biaya yang berkaitan dengan proses produksi. Lalu, menjadikannya sebagai barang bernilai dengan harga dan standar yang sesuai.
Selain itu, manfaat dari absorption costing yaitu membantu perusahaan dalam memastikan bahwa harga produk yang ditetapkan telah mencakup keseluruhan biaya produksi. Sehingga, Anda pun bisa mempertimbangkan harga produk yang kompetitif dengan tepat.
Kekurangan Absorption Costing
Selain ada kelebihannya, absorption costing juga mempunyai sejumlah kekurangan. Salah satunya adalah kurang bermanfaat untuk pengambilan keputusan keuangan.
Hal ini karena, perhitungan absorption costing meliputi biaya overhead tetap sehingga tidak merepresentasikan biaya sebenarnya dari proses produksi. Sementara, biaya variabel akan digunakan sebagai alternatif untuk membuat pertimbangan produk terkait.
Absorption costing dinilai akan memengaruhi keuntungan perusahaan mengingat biaya tetap dimasukkan ke dalam biaya produksi. Biaya tetap tersebut tidak akan dikurangkan dari pendapatan selama produk belum terjual.
Baca Juga: Supervisor Gudang (Supervisor Warehouse): Pengertian, Tugas dan Tanggung Jawab
Cara Menghitung Absorption Costing
Lantas, bagaimana cara menghitung absorption costing? Simak langkah-langkahnya berikut ini.
1. Rincikan Biaya secara Berkelompok
Cara menghitung absorption costing yaitu dilakukan dengan menentukan biaya-biaya terkait produksi terlebih dahulu. Anda harus mengelompok setiap biaya ke dalam kategorinya masing-masing sesuai dengan aktivitasnya.
Misalkan, kategori layanan pelanggan, biaya pemasaran, penelitian dan pengembangan, operasional, dan lain sebagainya.
2. Menentukan Penggunaan untuk Setiap Biaya
Setelah Ada mengelompokkan setiap biaya ke dalam berbagai kategori, kemudian Anda bisa coba tetapkan jumlah pemakaian biaya tersebut selama produksi berlangsung.
Tentukan setiap aktivitasnya, seperti total waktu yang dibutuhkan pegawai atau peralatan dan mesin dalam menjalankan operasional produksi.
3. Hitung Biaya
Jika semuanya telah dirincikan, Anda tinggal menghitung alokasi biaya tersebut untuk bisa mengetahui harga jual pada setiap produk.
Adapun rumus absorption costing yaitu sebagai berikut:
Absorption Costing Per Unit = (Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Bahan Langsung + Biaya Overhead Tetap + Biaya Overhead Variabel) : Jumlah Unit yang Diproduksi
Kesimpulan
Itu dia di atas pembahasan tentang pengertian absorption costing dan cara menghitungnya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa absorption costing merupakan metode perhitungan yang didasarkan sesuai dengan jumlah persediaan hingga produk terjual.
Cara menghitung absorption costing juga akan membebankan biaya overhead ke setiap unit yang akan di produksi dalam masa tertentu. Sehingga. Anda pun bisa menentukan harga pokok penjualan.