Kotaku
Beranda Pendidikan Untuk Guru Jawaban Modul 1.1.a.3 Guru Penggerak (Refleksi Kritis, Ekspektasi dan Harapan)

Jawaban Modul 1.1.a.3 Guru Penggerak (Refleksi Kritis, Ekspektasi dan Harapan)

Dibawah ini merupakan pembahasan lengkap mengenai Contoh Jawaban Modul 1.1.a.3 Guru Penggerak Refleksi Kritis Ekspektasi dan Harapan

Kotaku.id – Dibawah ini merupakan pembahasan lengkap mengenai Contoh Jawaban Modul 1.1.a.3 Guru Penggerak (Refleksi Kritis, Ekspektasi, dan Harapan).

Bagian A (Refleksi Kritis)

1. Keterkaitan Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Konteks Pendidikan Saat Ini:

Pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan dikatakan masih relevan dengan konteks pendidikan saat ini di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa poin berikut ini.

  • Pendidikan berpusat pada murid: KHD sangat menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada murid. Dimana murid dalam hal ini menjadi subjek aktif dalam proses belajar. Hal ini sejalan dengan konsep Merdeka Belajar yang mana digagas oleh Kemendikbud pada saat ini.
  • Pendidikan yang memerdekakan: KHD diketahui menginginkan pendidikan yang memerdekakan murid, dimana mereka bisa berkembang sesuai kodratnya. Hal ini sangat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang mana ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
  • Pendidikan yang menuntun: KHD mendefinisikan bahwa pendidikan sebagai “tuntunan” untuk bisa mencapai kesempurnaan hidup. Hal ini sejalan dengan adanya peran guru sebagai fasilitator dan motivator bagi murid.

2. Implementasi Pemikiran KHD dalam Praktik Mengajar

Sebagai guru, saya sangat berusaha untuk menerapkan pemikiran KHD dalam praktik mengajar dalam beberapa cara berikut:

  • Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Saya memberikan kesempatan kepada murid untuk bisa belajar sesuai minat dan bakat mereka.
  • Memberikan kebebasan belajar. Saya tidak memaksakan kepada murid untuk belajar dengan cara yang sama. Akan tetapi memberikan mereka kebebasan untuk bisa memilih metode belajar yang sesuai dengan mereka.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Saya juga berusaha menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta menyenangkan bagi murid. Sehingga nantinya murid bisa belajar dengan lebih optimal.

3. Tantangan dalam Mengimplementasikan Pemikiran KHD:

Walaupun pemikiran KHD sangat relevan dengan konteks pendidikan pada saat ini, ada beberapa tantangan dalam mengimplementasikannya, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Kurikulum yang masih belum sepenuhnya berpusat pada murid. Kurikulum yang ada pada saat ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Misalnya seperti terlalu fokus kepada hafalan dan kurang memberikan kesempatan kepada para murid untuk bisa belajar secara kreatif.
  • Keterbatasan sarana dan prasarana. Banyak sekolah yang ada di Indonesia yang masih kekurangan sarana dan prasarana yang memadai untuk menerapkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid.
  • Mindset guru yang belum sepenuhnya berubah. Masih banyak guru yang terbiasa dengan menerapkan metode pembelajaran tradisional. Dan belum siap untuk beralih ke dalam metode pembelajaran yang lebih modern.

Bagian B (Ekspektasi dan Harapan)

1. Ekspektasi terhadap Program Pendidikan Guru Penggerak:

Saya sangat berharap bahwa program Pendidikan Guru Penggerak bisa membantu saya untuk:

  • Meningkatkan pemahaman saya mengenai pemikiran KHD dan bagaimana cara menerapkannya dalam praktik mengajar.
  • Mengembangkan keterampilan saya dalam hal memimpin dan menginspirasi para murid.
  • Berkolaborasi bersama dengan guru lain untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang jauh lebih baik.

2. Harapan pada Diri Sendiri sebagai Guru Penggerak:

Sebagai seorang Guru Penggerak, saya berharap bisa:

  • Menjadi seorang pemimpin pembelajaran di dalam sekolah saya.
  • Mendorong guru lain untuk bisa menerapkan pemikiran KHD dalam praktik mengajar.
  • Berkontribusi untuk mewujudkan pendidikan yang merdeka dan berkualitas untuk semua murid di seluruh Indonesia.

Bagian C (Penjelasan)

1. Penjelasan mengenai Keterkaitan Pemikiran KHD dengan Konteks Pendidikan Saat Ini.

Pemikiran KHD terkait pendidikan masih relevan dengan konteks pendidikan saat ini adalah karena:

  • Pendidikan berpusat pada murid.Konsep pendidikan yang berpusat pada murid semakin populer dan diadopsi oleh banyak negara yang ada di dunia. Hal ini menunjukkan jika pemikiran KHD terkait pendidikan selaras dengan tren global dalam pendidikan.
  • Pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan yang memerdekakan murid adalah tujuan yang ingin dicapai oleh semua negara, termasuk salah satunya negara Indonesia. Pemikiran KHD terkait pendidikan yang memerdekakan bisa menjadi panduan bagi pemerintah dan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pendidikan yang menuntun. Peran guru sebagai seorang fasilitator dan motivator semakin penting di era digital seperti saat ini. Pemikiran KHD terkait pendidikan yang menuntun bisa membantu guru dalam menjalankan peran mereka dengan lebih efektif lagi.

2. Penjelasan tentang Implementasi Pemikiran KHD dalam Praktik Mengajar:

Dibawah ini merupakan beberapa contoh konkret bagaimana saya menerapkan pemikiran KHD dalam hal praktik mengajar.

  • Menerapkan pembelajaran berpusat pada murid. Saya menerapkan metode pembelajaran yang lebih aktif dan partisipatif, misalnya seperti diskusi, proyek, dan permainan, sehingga murid bisa belajar dengan lebih aktif dan lebih menyenangkan.
  • Memberikan kebebasan belajar. Saya memberikan kesempatan kepada murid untuk bisa memilih topik pembelajaran, metode belajar, serta waktu belajar mereka sendiri.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Saya membangun hubungan yang positif dengan para murid, menciptakan suasana belajar yang nyaman, dan mendorong murid untuk bisa saling menghargai dan membantu satu sama lain.

Bagian D (Kasus dan Strategi Pembelajaran)

1. Judul Kasus: Menumbuhkan Minat Belajar Pada Murid Terhadap Pelajaran Matematika

2. Deskripsi Kasus:

Di dalam kelas saya, banyak murid yang menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar terhaadap pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini juga menyebabkan murid menjadi pasif saat mengikuti pelajaran, nilainya rendah, dan tidak paham konsep matematika dengan baik.

3. Analisis Penyebab Kasus:

Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan, beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar murid dalam pelajaran matematika adalah sebagai berikut.

  • Metode pembelajaran yang bersifat monoton. Guru terlalu terpaku terhadap metode ceramah dan kurang menerapkan metode pembelajaran yang jauh lebih aktif dan menyenangkan.
  • Kurangnya relevansi dengan kehidupan nyata. Murid masih tidak melihat manfaat belajar matematika dalam kehidupan sehari-hari mereka.
  • Kecemasan terhadap matematika. Banyak murid yang mempunyai pengalaman negatif dengan pelajaran matematika di masa lalu. Sehingga mereka menjadi cemas dan takut dalam menghadapi pelajaran ini.

4. Strategi Pembelajaran:

Untuk bisa mengatasi kasus ini, saya sebagai guru penggerak menerapkan beberapa strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

  • Menerapkan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). Saya akan memberikan permasalahan kontekstual terkait dengan kehidupan sehari-hari kepada para murid. Kemudian, saya akan mengajak mereka untuk menerapkan konsep matematika dalam menyelesaikannya.
  • Menggunakan media pembelajaran yang menarik. Saya akan memanfaatkan media pembelajaran yang beragam. Misalnya seperti video, game edukatif, dan manipulatif matematika. Hal ini saya lakukan untuk membuat pelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
  • Melaksanakan pembelajaran kooperatif.Saya akan membagi murid ke dalam kelompok kecil untuk bisa melakukan belajar bersama. Hal ini bisa membantu murid untuk saling memotivasi dan belajar satu sama lain.
  • Menanamkan growth mindset. Saya akan mengajarkan kepada para murid bahwa kemampuan matematika bisa dikembangkan dengan melalui belajar dan latihan yang berkelanjutan.

5. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut:

Setelah menerapkan strategi pembelajaran diatas, saya akan melakukan evaluasi untuk bisa melihat apakah minat belajar murid dalam pelajaran matematika meningkat. Evaluasi bisa dilakukan dengan melalui observasi di kelas, diskusi dengan murid, dan penilaian formatif.

Berdasarkan hasil evaluasi, saya nantinya akan merencanakan tindak lanjut. Jika strategi yang diterapkan efektif, saya nantinya akan terus menggunakannya. Jika masih belum efektif, saya akan mencoba strategi pembelajaran yang lainnya.

Bagian E (Kesimpulan)

Pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan masih sangat relevan dengan konteks pendidikan pada saat ini. Program Pendidikan Guru Penggerak diharapkan bisa membantu para guru untuk meningkatkan pemahaman mereka. Khususnya tentang pemikiran KHD dan menerapkannya dalam praktik mengajar.

Dengan demikian, guru bisa menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang bisa menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada murid, menyenangkan, serta lebih efektif.

Itulah diatas pembahasan mengenai jawaban modul 1.1.a.3 guru penggerak. Semoga informasi yang disampaikan diatas terkait jawaban modul 1.1.a.3 guru penggerak bisa bermanfaat bagi Anda.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan