Strategi Assamble to Order: Sistem Kerja dan Kelebihannya

Daftar isi:
KotakuID – Di dalam dunia produksi, Assemble to Order merupakan istilah yang sering ditemui. Karena, istilah tersebut merujuk dalam sebuah strategi yang digunakan perusahaan manufaktur untuk melaksanakan tahapan produksi.
Beberapa perusahaan manufaktur memilih menerapkan strategi Assemble to Order. Hal ini karena, strateginya menekan biaya gudang dan memudahkan konsumen dalam kustomisasi barang. Untuk bisa mengetahui lebih lanjut mengenai strategi Assemble to Order, yuk simak uraiannya di ulasan berikut ini!
Pengertian Assemble to Order
Apa itu Assemble to Order? Assemble To Order merupakan sistem produksi di mana perusahaan berlaku sebagai produsen dan inventaris. Dalam maksud lain, sistem ini membuat perusahaan berperan sebagai pihak yang menyimpan bahan baku serta mendukung perakitan.
Pada jenis sistem ini, produksi tergantung dengan pesanan pelanggan. Maknanya, barang pesanan akan di poduksi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Selain bergantung dengan kebutuhan pelanggan, sistem ini juga tetap memperhatikan kemampuan perusahaan dalam merakit dan mengirimkan barang dengan cepat.
Sistem Kerja Assemble to Order
Secara garis besar, cara kerja di sistem Assemble to Order yaitu dengan memperkirakan pesanan berdasarkan data historis, tren makroekonomi serta kondisi pasar keseluruhan. Dari perkiraan tersebut, produsen nantinya akan memesan dan menyimpan bahan baku dari barang produksinya.
Berdasarkan dengan pesanan tertentu, produsen akan merakit bahan baku menjadi produk siap jual untuk dikirim kepada pelanggan. Karena produsen merakit bahan yang masih belum sepenuhnya jadi, maka pesanan masih bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Pada dasarnya, sistem produksi assemble to order yaitu kombinasi dari strategi Make to Stock dan Make to Order. Strategi ini diketahui muncul sebagai solusi dari permasalahan untuk beberapa sistem di atas. Pada strategi Make to Stock, permasalahannya yaitu ada pada beban biaya penyimpanan barang yang tidak terjual.
Sedangkan, pada strategi Make to Order, permasalahannya yaitu pada durasi yang lama dalam pengiriman barang akhir ke pelanggan.
Berdasarkan dengan permasalahan itulah, akhirnya muncul strategi Assemble to Order yang dapat memproduksi barang lebih efisien. Khususnya tidak menimbulkan biaya tambahan untuk menyimpan persediaan bahan baku hingga barang jadi.
Kelebihan Strategi Assemble to Order
Jika bisnis Anda bergerak di bidang manufaktur, Assemble to Order merupakan strategi yang tepat. Adapun beberapa alasannya yaitu sebagai berikut:
- Waktu Pengiriman Cepat. Kelebihan pertama dari strategi Assemble to Order yaitu mempunyai waktu pengiriman lebih cepat. Pasalnya, semua bahan baku telah siap dan produsen hanya memerlukan waktu untuk perakitan akhir.
- Pesanan Dapat Dikustomisasi. Sama seperti dalam penjelasan sebelumnya, strategi Assemble to Order ini memungkinkan pelanggan untuk memesan produk customized. Karena, produsen menyimpan berbagai bahan baku perakitan dalam stok tertentu dengan tujuan produsen dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar yang cepat berganti.
- Biaya Modal Lebih Kecil. Kelebihan lainnya dari strategi produksi Assemble to Order yaitu bisa mengurangi biaya pergudangan, kebutuhan investasi dalam bahan produk dan persediaan mentah. Alhasil, produsen bisa memaksimalkan modal bisnis dan mempunyai lebih sedikit biaya hangus atau sunk costs.
Kesimpulan
Nah, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa Assemble to Order merupakan strategi produksi untuk menghasilkan barang dengan cepat dan dapat dikustomisasi. Karena, tidak perlu menyetok barang jadi, maka biaya gudang bisa lebih ditekan. Meskipun demikian, perusahaan tetap harus mengeluarkan biaya untuk kontrol inventaris dengan tujuan untuk memastikan bahan baku. Semoga ulasan di atas bermanfaat ya!