Kotaku
Beranda Pendidikan Untuk Guru Tugas Trapesium Usia Guru Penggerak (Modul 1.2 Guru Penggerak)

Tugas Trapesium Usia Guru Penggerak (Modul 1.2 Guru Penggerak)

Tugas Trapesium Usia Guru Penggerak Modul 1.2 Guru Penggerak

Kotaku.id – Diagram trapesium usia guru penggerak merupakan sebuah grafik yang menggambarkan distribusi usia para guru yang mana terlibat aktif dalam Program Guru Penggerak.

Dalam diagram trapesium usia guru penggerak ini, sumbu horizontal nantinya akan mewakili rentang usia guru. Sedangkan sumbu vertikal nantinya akan menunjukkan jumlah guru di setiap rentang usia tersebut. Dibawah ini merupakan contoh interpretasi diagram trapesium usia guru penggerak:

  1. Basis trapesium: Rentang usia tertua dari guru yang terlibat dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
  2. Puncak trapesium: Rentang usia terbanyak dari guru yang terlibat dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
  3. Sisi-sisi trapesium: Mewakili penurunan jumlah guru seiring bertambahnya usia (sisi kanan) serta peningkatan jumlah guru seiring dengan berkurangnya usia (sisi kiri).
  4. Lebar trapesium: Menggambarkan terkait seberapa merata distribusi usia guru penggerak. Semakin lebar trapesium, maka semakin merata pula distribusi usia guru.

Dengan begitu, diagram trapesium usia guru penggerak mampu memberikan gambaran visual terkait komposisi usia para guru yang terlibat di dalam program tersebut. Serta memungkinkan untuk mengidentifikasi pola atau tren tertentu terkait distribusi usia guru penggerak.

Tugas Modul 1.2: Membangun Kepemimpinan Kolaboratif dalam Komunitas Pendidikan

Tugas Modul 1.2 dari Program Guru Penggerak memiliki tujuan untuk membekali guru dengan keterampilan kepemimpinan kolaboratif yang efektif. Khususnya dalam memimpin perubahan di lingkungan pendidikan. Modul ini diketahui mencakup berbagai macam aspek penting, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Pemahaman Kepemimpinan Kolaboratif. Guru penggerak diajak untuk paham dengan konsep dan prinsip kepemimpinan kolaboratif. Yang mana menekankan pentingnya kerjasama, komunikasi, serta pembagian tanggung jawab dalam mencapai tujuan bersama.
  • Analisis Kebutuhan: Guru penggerak akan diajak untuk melaksanakan analisis secara mendalam terkait kebutuhan dan tantangan yang akan dihadapi oleh komunitas pendidikan tempat mereka bertugas. Hal ini termasuk identifikasi masalah, peluang, serta sumber daya yang tersedia.
  • Pengembangan Rencana Aksi: Berdasarkan analisis kebutuhan, guru penggerak nantinya akan diminta untuk merancang rencana aksi secara konkret dan terukur untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Rencana aksi ini wajib melibatkan berbagai pemangku kepentingan serta memperhatikan aspek keberlanjutan.
  • Implementasi dan Evaluasi: Guru penggerak nantinya akan diberi dukungan dalam melaksanakan rencana aksi yang mana telah dirancang, serta melakukan evaluasi berkala pada kemajuan dan dampak yang telah dicapai. Evaluasi ini nantinya akan menjadi dasar untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan jika dibutuhkan.

Penerapan Konsep Kepemimpinan Kolaboratif: Studi Kasus

Sebagai bagian dari tugas Modul 1.2, guru penggerak nantinya akan diberikan kesempatan untuk menerapkan konsep kepemimpinan kolaboratif di dalam sebuah studi kasus. Dengan melalui studi kasus ini, mereka nantinya dapat menguji pemahaman dan keterampilan yang telah dipelajari pada konteks nyata, dan merumuskan strategi efektif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

  1. Pertama, membuat garis miring ke kanan atas. Garis ini nantinya akan menggambarkan garis usia sekolah. Yakni mulai dari 0 tahun sampai pendidik terakhir bersekolah dalam jenjang pendidikan terakhir yakni S1 pada usia 22 / 23 tahun.
  2. Kedua, tarik garis horisontal ke kanan. Langkah ii menggambarkan usia aktif kerja pendidik. Yang mana dimulai dari awal usia kerja hingga ujung garis itu ditulis 60 sebagai usia pensiun Saya. Sementara 35 (contohnya) merupakan usia pendidik sekarang.
  3. Ketiga, Pendidik perlu mengingat dua peristiwa penting yang terjadi di usia sekolahnya pada saat itu. Peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa positif dan negatif. Yang mana akan dihitung selisih antara usia sekarang dan kedua peristiwa tersebut.

Contoh Trapesium Usia yang Bisa Dibuat Canvanya

Berikut ini merupakan 2 peristiwa positif dan peristiwa negatif saat masih usia sekolah:

Refleksi:

1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?

Jawaban:

Peristiwa postif dimana ketika usia 9 tahun, saat saya duduk dibangku SD saya banyak mempunyai teman baik. Saya juga selalu masuk peringkat 3 besar, selalu mendapatkan nilai baik di raport kategori kepribadian siswa kerajinan, kerapian dan kebersihan. Dan paling masih saya ingat sampai sekarang adalah ada guru ayang mengajarkan saya sikap berani dan percaya diri. Yakni saat waktu lomba debat dihadapan teman kelas.

Sedangkan, untuk peristiwa negatif ketika usia 13 tahun, pada saat duduk di bangku SMP banyak peristiwa negatif yaitu telat datang ke sekolah dengan diberi hukuman dimarahi guru. Setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan toilet.

Dan saat waktu upacara senin saya tidak membawa topi dipisahkan dari barisan paling depan menghadap murid yang lain. Saat waktu mata pelajaran biologi saya juga pernah rasakan mengulang seratus kali. Karena, tidak menghafal nama-nama flora dan fauna dengan menggunakan bahasa latin. Saya juga sempat gagal dalam ujian nasional (tidak lulus) dimana banyak teman saya yang senasib dengan saya yakni gagal dalam ujian nasional.

2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat dalam masing-masing peristiwa tersebut?

Jawaban:

Peristiwa positif: Yang terlibat di dalam peristiwa positif yaitu Ibu guru wali kelas, Bapak guru mata pelajaran Biologi, teman kelas serta orang tua

Peristiwa negatif: Yang terlibat di dalam peristiwa negatif yaitu guru piket, guru agama dan teman kelas

3. Dampak emosi apa yang saya rasakan sampai sekarang?

Jawaban:

Peristiwa positif: Dengan dukungan dan bimbingan dari guru agama, saya menjadi berani dan percaya diri tampil saat lomba. Saya juga termotivasi dan menjadi lebih giat menggali potensi diri saya

Peristiwa negatif: Saya merasa malu dan sedih menjalani hukuman fisik yang diberikan. selain itu saya juga merasa terkejut dan sedih ketika membaca pengumuman hasil ujian nasional tidak lulus. Saya duduk termenung dan menyesal karena tidak serius belajar dan ada perasaan takut pulang ke rumah jika orang tua saya menanyakan hasil ujian.

4. Kenapa momen yang terjadi di masa sekolah masih bisa saya rasakan dan masih memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Jawaban: Karena momen peristiwa positif dan negatif tersebut telah memberikan dampak perubahan pada hidup saya dan masih membekas hingga sekarang. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi pembentukan karakter diri saya.

5. Pelajaran hidup apa yang saya dapatkan dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai seorang guru terhadap peserta didik saya?

Jawaban:

Trapesium Usia: Dari kegiatan trapesium usia, saya telah mempelajari bahwa suatu emosi positif dan negatif mampu bertahan lama dalam ingatan jangka panjang dan dapat mempengaruhi perkembangan karakter diri kita. Saya sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik. Dan pengalaman-pengalaman luar biasa kepada murid saya yang mana bisa menumbuhkan emosi positif. Hal ini dilakukan agar karakter murid bisa berkembang dengan semakin baik.

Demontrasi Kontekstual – Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Roda Emosi: Sedangkan, dari roda emosi, saya lebih mengenali terkait emosi dan membedakan emosi dasar pada manusia dan gabungan emosi tersebut akan menimbulkan suatu emosi yang baru. Hal ini sangat penting bagi saya sebagai guru, dengan tahu keadaan emosi murid, saya bisa memberikan tindakan dengan tepat dalam menyelesaikan masalah murid.

6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: “guru”, “murid”, “belajar”, “makna”, “peran”?

Peran menjadi seorang guru memang tidak mudah, memebutuhkan proses tanpa putus semangat belajar dan membutuhkan ekstra tenaga dan pikiran untuk melayani murid. Khususnya dalam rangka untuk mendorong kekuatan kodrat murid supaya bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan pembelajaran yang lebih bermakna.

Demikian contoh singkat terkait Diagram trapesium usia guru penggerak yang ada di dalam modul 1.2 guru penggerak . Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan