JAWABAN Alasan yang Tepat Kenapa Guru Penggerak Diarahkan Untuk Menggunakan Pendekatan Berbasis Aset
Daftar isi:
Kotaku.ID – Dalam Modul 3 soal post test terdapat soal alasan yang tepat kenapa guru penggerak diarahkan untuk menggunakan pendekatan berbasis aset. Nah dalam artikel berikut ini kita akan membahas jawaban alasan yang tepat kenapa guru penggerak diarahkan untuk menggunakan pendekatan berbasis aset secara lengkap dan tuntas.
Pertanyaan
Alasan yang tepat kenapa Guru Penggerak diarahkan untuk menggunakan Pendekatan Berbasis Aset daripada Pendekatan Berbasis Kekurangan adalah karena….
- A. Pendekatan berbasis Aset akan melatih Guru Penggerak untuk peka terhadap isu-isu yang ada
- B. Pendekatan berbasis Aset akan mendorong Guru Penggerak bergerak berdasarkan kekuatan yang dimiliki.
- C. Pendekatan berbasis Kekurangan akan mendorong Guru Penggerak menjadi individu yang mudah curiga.
- D. Pendekatan berbasis Aset akan mendorong kita menjadi individu yang tidak mudah curiga.
- E. Pendekatan berbasis Aset akan mendorong Guru Penggerak untuk memecahkan permasalahan yang ada
Penjelasan
Sebelum membahas lebih jauh tentang alasan yang tepat jawaban kenapa guru penggerak diarahkan untuk menggunakan pendekatan berbasis aset. Anda juga harus mengenal terlebih dahulu apa itu pendidikan sebenarnya.
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun masyarakat berkemajuan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses ini, khususnya bagi guru penggerak karena memiliki tugas untuk menginspirasi dan memotivasi siswanya. Ada banyak cara yang bisa dilakuakn guru untuk bisa mengarahkan dan menginspirasi siswanya menggunakan pendekatan berbasis aset tersebut.
Contoh Pendekatan Berbasis Aset
Berikut ini beberapa contoh pendekatan berbasis aset yang bisa seorang guru terapkan di dalam kelas maupun di lingkungan sekolahannya:
1. Memotivasi Siswa untuk Mencapai Potensi Maksimal
Ingat, terdapat sebuah pesan yang mendalam bagi seorang guru “siswa yang mendapatkan cinta dari rumah, dirinya memiliki motivasi yang penuh untuk belajar namun siswa yang tidak mendapatkan cinta dan perhatian dari rumah, dirinya datang ke sekolahan untuk mencari perhatian itu”.
Jadi pastikan terlebih dahulu murid sudah mendapatkan cinta dan perhatian sebelum memberikannya motivasi di rumah. Bagaimana cinta dan perhatian bisa diberikan seorang guru? Cobalah dekati dan dalami setiap latar belakang dari muridnya dan berikan penyemangat untuk mereka.
Selanjutnya, pahami pendekatan berbasis aset adalah pendekatan yang mengalihkan perhatian dari kelemahan siswa, namun berfokus pada potensi dan kekuatan yang mereka miliki. Guru diharapkan bisa menerapkan pendekatan ini untuk membantu siswanya merasa dihargai dan termotivasi mencapai potensinya secara maksimal, diharapkan kedepannya mereka akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar semakin baik.
Sebagai seorang guru harus yakin bahwa setiap siswa memiliki minat dan bakatnya masing-masing yang unik. Dengan pendekatan berbasis aset membantu guru penggerak untuk mengidentifikasi bakat dan minat tersebut kemudian membantu mengembangkannya.
2. Memperkuat Kemandirian Siswa
Pendekatan berbasis aset memfasilitasi murid untuk bisa diberdayakan mengambil peran aktif dalam pembelajaran yang diikutinya. Peran guru antara lain adalah mengajarkan kemandirian dan keterampilan untuk manajemen diri sehingga membantu murid mengatasi tantangan yang ada untuk bisa mencapai tujuan hidupnya.
Meskipun murid memiliki jalannya masing-masing untuk meraih impiannya, namun jalan ini harus dijembatani sehingga lebih mudah dan terarah. Murid yang tidak mendapatkan fasilitas atau dukungan dari guru kemungkinan bisa mencapai tujuannya lebih kecil dibandingkan dengan murid yang mendapatkan dukungan dari guru dalam bentuk motivasi memperkuat kemandiriannya.
3. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif
Ternyata guru penggerak yang menggunakan pendekatan berbasis aset harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan juga inklusif. Artinya guru tersebut memberikan peluang bagi muridnya untuk bisa mendorong mereka untuk berkolaborasi dengan teman maupun dengan orang lain, mampu mengasah kemampuan komunikasinya dengan efektif dan juga menghargai keberagaman yang ada di sekitarnya.
Jika semua hal ini sudah diupayakan, maka bisa menciptakan atmosfer yang lebih baik dan lebih menyenangkan sehingga berdaya tahan di kelas.
4. Memupuk Rasa Percaya Diri dan Kesejahteraan Emosional
Tidak semua murid bisa menerima dirinya sendiri, beberapa diantaranya lebih fokus dengan kekurangan yang dimilikinya sehingga menurunkan kepercayaan diri mereka. Tugas guru sangatlah besar dalam memupuk rasa percaya diri seorang murid, Guru yang berfokus pada kelebihan yang dimiliki murid bisa membantu memupuk rasa percaya diri pada murid secara kuat dan kesejahteraan emosionalnya.
Ternyata kecerdasaan emosional sangatlah penting dalam kehidupan ini. Orang yang cerdas secara emosional di nilai bisa memiliki velue yang lebih baik dan bisa menciptakan hubungan yang lebih sehat.
Anak yang diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri yang lebih dan juga memiliki kesejahteraan emosional bisa berdampak positif pada nilai prestasi akademisnya secara keseluruhan dan juga hubungannya dengan orang lain.
5. Menyiapkan Siswa di Masa Depan
Pendekatan berbasis aset membantu murid mengembangkan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan murid di masa yang akan datang. Alasan yang tepat kenapa guru penggerak diarahkan untuk menggunakan pendekatan berbasis aset adalah membimbing murid untuk memilih karir dan juga jalur pendidikan kedepannya yang sesuai dengan minat dan potensi mereka.
Semakin hari tuntutan dunia luar semakin tinggi, sehingga diharapkan guru penggerak bisa memfasilitasi muridnya untuk siap menghadapi tuntutan tersebut. Baik nantinya murid tersebut ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau ingin bekerja.
Penutup
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa alasan yang tepat kenapa guru penggerak diarahkan untuk menggunakan pendekatan berbasis aset. Karena guru bukan hanya berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas saja namun juga berperan penting dalam pembentukan kepribadian dan mengarahkan potensi siswa kedepannya.
Guru penggerak yang fokus pada aset bukan pada kelemahan murid memungkinkan muridnya lebih mudah mudah mengapai tujuannya dan lebih bersinar dengan cara yang unik.