Partisipasi Politik Siswa Sebagai Warga Negara Dapat Diwujudkan Dengan Kegiatan
Kotaku.ID – Dalam materi tentang partisipasi politik yang ada di pelajaran Pendidikan Pancasila (PP) pastinya kita pernah menemukan pertanyaan tentang partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan.
Nah, pertanyaan satu ini sering sekali ditanyakan setelah pembelajaran tentang demokrasi dan partisipasi politik masyarakat Indonesia selesai. Jika dalam partisipasi politik warga masyarakat bisa ditunjukkan dengan mengikuti pemilu, lantas bagaimana dengan siswa? Mari simak bersama penjelasannya berikut ini.
Partisipasi Politik Siswa
Seorang siswa memiliki kewajiban untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh negara, salah satunya adalah pesta demokrasi untuk memilih calon pemimpin daerah maupun negara. Siswa yang sudah memenuhi syarat, wajib menggunakan hak pilihannya untuk menjalankan partisipasi politik. Nah, apa saja partisipasi politik yang bisa dilakukan seorang siswa sebagai warga negara?
Sebelumnya kita akan membahas apa itu partisipasi? Partisipasi ditandai dengan adanya kesempatan bagi orang lain untuk menggunakan haknya dalam kegiatan politik. Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dikeluarkan Kemendikbud (2016:123), partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan warga negara baik individu maupun kolektif atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan orang lain dan bertujuan mempengaruhi keputusan politik yang akan dibuat pemerintah agar bisa menguntungkannya.
Partisipasi Politik Siswa sebagai Warga Negara
Nah, kegiatan apa saja yang bisa diikuti siswa sebagai bentuk partisipasi politiknya?
Soal
“partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan”
Jawaban
Jawaban dari partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan ternyata sangatlah luas. Siswa bisa mengikuti pemilihan ketua kelas, mengikuti kegiatan OSIS, mengikuti pemilihan ketua OSIS, dan lainnya.
Pembahasan
Berikut ini merupakan contoh partisipasi politik siswa, yang mengambil referensi dari buku Dasar-Dasar Ilmu Politik karya Miriam Budiardjo (2003:234):
1. Mengikuti Pemilihan Ketua OSIS
Partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan pemilihan ketua OSIS. Seperti yang diketahui bahwa ketua OSIS dipilih lewat pemilihan langsung bukan ditunjuk oleh guru. Ketua OSIS mengikuti serangkaian kegiatan dalam pemilu sehingga bisa dinyatakan lolos menjadi ketua.
Nah, kegiatan tersebut seperti pencalonan, kampanye, menyampaikan visi dan misi serta pemilihan langsung. System inilah yang menjunjung nilai demokrasi, dan semua siswa harus mengikuti bagian ini terutama dalam pemberian hak pilih.
2. Tidak Golput Dalam Pemilihan Pengurus Kelas
Dalam lingkup paling kecil di dalam sekolah, yakni di kelas juga ada pemilihan pengurus kelas yakni ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendahara. Pemilihan pengurus ini biasanya dilaksanakan melalui voting kelas.
Siswa memiliki hak menentukan pilihannya agar mencapai mufakat bersama. Jika hasil voting tidak sesuai dengan calon yang diinginkan maka siswa harus setuju dan menerima.
3. Mengikuti Kegiatan Keorganisasian
Organisasi kesiswaan yang dibentuk di sekolah ditujukan untuk mengatur dan menjalankan kegiatan di luar akademik siswa. Organisasi kesiswaan bisa dijadikan wadah untuk melatih partisipasi politik siswa.
Misalnya saja OSIS dan Dewan Ambalan, dengan mengikut organisasi ini, siswa akan dipersatukan dengan anggota lain dan harus bisa menjalin kerjasama yang baik dalam kurung waktu tertentu.
4. Mengawasi Kinerja Organisasi Sekolah
Sebenarnya partisipasi politik satu ini bisa dilakukan siswa maupun guru yakni ikut mengawasi kinerja organisasi sekolah. Misalnya saja dalam OSIS memiliki program kebersihan lingkungan sekolah, maka partisipasi semua siswa adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, memastikan membuang sampah di tempatnya dan lainnya.
5. Aktif Menyuarakan Aspirasi Siswa
Partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan lainnya yakni aktif menyuarakan aspirasi siswa. Aspirasi siswa sangat penting dalam proses musyawarah untuk mencapai mufakat. Aspirasi juga memiliki peranan untuk terciptanya pembaharuan dalam lingkungan sekolah yang lebih baik.
Jika banyak siswa yang menyuarakan aspirasinya, maka pembaharuan yang ada di sekolah akan lebih banyak dan lebih maju. Sebaliknya jika tidak ada siswa yang menyuarakan aspirasi maka jalannya sekolah akan stuck tidak ada pembaharuan.
6. Interaksi Yang Demokratis Antara Siswa, Guru, Dan Wali Murid
Partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan terakhir adalah dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa dan guru dengan wali murid. Interaksi ini semuanya harus menggunakan paham demokrasi. Dengan pemahaman ini, semua pihak bisa merasa bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam berpendapat dan harus menghargai pendapat orang lain.
Itulah jawaban dari partisipasi politik siswa sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan kegiatan. Ternyata sangat banyak kegiatan yang bisa diikuti siswa sebagai bentuk partisipasi politiknya mulai dari pemilihan OSIS, pemilihan ketua kelas dan strukturnya sampai mendukung program kerja organisasi sekolah lainnya.