Kotaku
Beranda Blogging Macam Macam Dialog Tag yang Sangat Penting Diketahui Oleh Penulis Pemula

Macam Macam Dialog Tag yang Sangat Penting Diketahui Oleh Penulis Pemula

amy hirschi JaoVGh5aJ3E unsplash

KOTAKU.ID – Apa sih macam macam dialog tag itu? Bagi penulis cerita fiksi tentu saja sudah tidak asing lagi dengan istilah dialog tag. Dialog tag yaitu frasa yang mengikuti suatu dialog dan berfungsi untuk menginformasikan identitas dari sang pengucap dialog. Sebuah cerita fiksi baik cerpen maupun novel sebaiknya menggunakan dialog tag agar percakapan yang dilakukan oleh tokoh pada cerita dapat lebih hidup dan seakan-akan nyata.

Terdapat 5 macam macam dialog tag yang dapat diterapkan ketika anda menulis sebuah cerita fiksi. 5 macam dialog tag tersebut yaitu: Dialog tag netral, dialog tag netral sebagai respon, dialog tag emosi, dialog tag emosi bernada tinggi, dialog tag emosi bernada tinggi, dan dialog tag emosi bernada rendah. 

Agar tidak kebingungan tentang apa saja contoh dari macam macam dialog tag, berikut ini ulasannya:

1. Dialog Tag Netral

Umumnya dialog tag netral digunakan ketika percakapan yang dilakukan oleh tokoh merupakan percakapan bernada netral. Dialog tag netral merupakan jenis yang paling sering dijumpai pada percakapan yang dilakukan oleh tokoh.

Contoh dialog tag netral yaitu: ujar, salam, celetuk, ucap, kata, pamit, pesan, cetus, tutur, papar, ungkap, sapa, ajak, panggil, ajak, pinta, tunjuk, beber, seloroh, cakap, lontar, tanya, dan tegur.

2. Dialog Tag Netral Sebagai Respon

Umumnya dialog tag netral sebagai respon digunakan ketika percakapan yang dilakukan oleh tokoh adalah percakapan yang menjawab dari dialog tag netral. Dialog tag netral sebagai respon juga sering digunakan pada percakapan tokoh karena digunakan untuk menjawab dialog tag netral.

Contoh dialog tag netral sebagai respon yaitu: sahut, lanjut, jawab, tolak, sambut, sanggah, imbuh, terang, sambung, jelas, sela, sosor, tukas, potong, kilah, balas, tangkas, tambah, usul, putus, protes, urai, saran, berondong, timpal, kekeh, kelit, dan deham.

3. Dialog Tag Emosi

Umumnya dialog tag emosi digunakan untuk percakapan yang mengandung emosi dari tokoh cerita. Terdapat berbagai macam emosi yang dapat ditunjukkan melalui dialog tag, baik emosi baik maupun emosi buruk.

Contoh dialog tag emosi yaitu: sindir, hina, gerutu, sungut, rengak, tekad, resah, cemooh, ejek, kelakar, canda, cela, ledek, gerundel, puji, keluh, adu, perintah, cibir, tuntut, decit, dan cicit.

4. Dialog Tag Emosi Bernada Tinggi

Umumnya dialog tag emosi bernada tinggi digunakan untuk percakapan yang mengandung emosi yang bernada tinggi baik itu emosi baik yang bernada tinggi maupun emosi buruk yang bernada tinggi.

Contoh dialog tag emosi bernada tinggi yaitu: jerit, geram, usir, bentak, berang, hardik, teriak, tuduh, tampik, tantang, sembur, seru, erang, serang, cecar, raung, sergah, murka, dengus, ketus, dan marah.

5. Dialog Tag Emosi Bernada Rendah

Umumnya dialog tag bernada rendah digunakan untuk percakapan yang mengandung emosi yang bernada rendah baik itu emosi baik maupun emosi buruk. Dialog tag yang bernada rendah biasanya digunakan pada percakapan tokoh yang lirih.

Contoh dialog tag bernada rendah: bisik, gumam, decak, desah, rintih, desis, sesal, ulang, lirih, racau, batin, ringis, hembus, dan rajuk.

Contoh Penerapan Dialog Tag Pada Awal Kalimat Dan Pada Akhir Kalimat

Selain terdapat 5 macam macam dialog tag, ada juga penerapan yang dapat digunakan ketika menulis sebuah cerita fiksi yaitu dialog tag yang diletakkan di awal kalimat dan dialog tag yang diletakkan pada akhir kalimat. Contoh penerapan dialog tag pada awal kalimat dan pada akhir kalimat yaitu sebagai berikut:

Penerapan dialog tag pada awal kalimat

Dia bertanya, “Bagaimana jika kita menikah?”

Aku tertawa, “Candaanmu tidak lucu!”

Penerapan dialog tag pada akhir kalimat

“Bagaimana jika dia berpaling darimu?” tanya Tika.

“Terserah dia, memang sudah tidak ada harapan lagi untukku,” lirihku menanggapi pertanyaannya.

Sekian penjelasan tentang macam macam dialog tag beserta dengan penerapannya di dalam tulisan. Semoga bermanfaat bagi anda para penulis terutama penulis pemula. Semoga dapat diterapkan di dalam tulisan fiksi anda.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan