5 Kebiasaan Guru Yang Punya Kompetensi Unggul
Daftar isi:
Kotaku.ID – Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia, menjadi guru bukanlah perkara yang mudah namun merupakan panggilan jiwa untuk berkontribusi mendidik anak bangsa. Harapannya kedepan bisa menghasilkan generasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi sesama.
Profesi guru merupakan profesi yang unik dan sebagai beban tanggung jawab penuh. Karena image guru melekat tidak hanya di jam kerja saja namun melekat sepanjang waktu bahkan sepanjang hayat. Ada beberapa kebiasaan guru yang punya kompetensi unggul. Apa saja itu? Berikut ini ulasannya:
1. Selalu Upgrade Diri
Ternyata bukan hanya peserta didik saja yang harus di upgrade atau perangkat pembelajaran saja. Nyatanya kebiasaan guru yang punya kompetensi unggul adalah selalu melakukan upgrade diri sendiri. Yakni berusaha meningkatkan kompetensi diri, baik kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan juga kompetensi kepribadian.
Ke-empat kompetensi tadi sangatlah penting bagi seorang guru, jika tidak diasah maka bisa mempengaruhi kualitas dalam mengajar. Guru yang senantiasa mengasah kompetensinya maka akan meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Mungkin masih banyak yang tidak tahu, bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kompetensi. Cara ini ada yang dikelola oleh instansi terkait atau yang dilakukan oleh diri sendiri.
Sebagai contoh cara meningkatkan kompetensi guru yang difasilitasi oleh pemerintah diantaranya adalah dengan ikut program yang ada di SIM PKB seperti program up skilling atau re skilling, ada juga program sekolah guru penggerak dan lainnya.
Sedangkan cara meningkatkan kompetensi yang bisa dilakukan sendiri tanpa mengeluarkan biaya banyak diantaranya sering membaca buku, mengikuti seminar dan pelatihan serta mengikuti komunitas yang mendukung.
2. Melakukan Kolaborasi
Selanjutnya, kebiasaan guru yang punya kompetensi unggul diantaranya adalah berusaha melakukan kolaborasi dengan pihak lain bisa rekan atau institusi terkait. Kolaborasi ternyata merupakan bentuk baru dari sebuah kompetensi.
Perlu dipahami bahwa sebagai seorang guru tidak boleh merasa paling pintar. Bagikan sebuah teko, jika seorang guru merasa pintar maka tidak bisa mengembangkannya karena tidak mau belajar.
Oleh karena itu cobalah melakukan kolaborasi dengan guru lainnya baik didalam sekolah maupun diluar. Contoh kolaborasi bisa dilakukan dengan banyak cara. Hal ini bisa membuat seorang guru melesat lebih jauh dan lebih baik dari berbagai aspek.
3. Lakukan Sharing dengan Seluruh Steak Holder
Selain melakukan kolaborasi, seorang guru juga tidak boleh terlepas dengan melakukan sharing dengan orang lain. Sharing sangat penting untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk menambah informasi seorang guru.
Contoh sharing yang bisa dilakukan adalah sharing tentang perkembangan anak kepada rekan sejawat. Mengapa anak yang tidak memperhatikan, kenapa ada anak yang memperhatikan, bagaimana cara pengkondisian kelas yang efektif dan lain sebagainya.
Selanjutnya dibutuhkan pula komunikasi dengan pihak dari luar instansi misalnya dengan perusahaan yang menjalin kerjasama, harus ada komunikasi seperti apa lulusan yang diinginkan agar bisa bekerja di perusahaan tersebut. Sehingga pihak sekolah bisa berusaha untuk link and match dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
4. Menjaga Komunikasi dengan Orang Tua
Menjaga komunikasi dengan orangtua memiliki pengertian seorang guru harusnya membangun kedekatan dengan orangtua dari siswa. Dalam mencerdaskan generasi bangsa tidak bisa dihandle oleh guru saja, namun keberhasilan dari pendidikan di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya dengan orangtua.
Hal ini mempermudah seorang guru ketika mencari solusi terkait permasalahan atau kendala belajar oleh siswa. Dengan terjalin komunikasi yang baik seorang guru bisa sharing apa penyebab permasalahan tersebut dan bagaimana solusi atas permasalahan yang sudah terjadi.
Namun bagaimana jika komunikasi tidak terjalin dengan baik? Masalah yang di alami peserta didik tidak akan selesai atau menemukan solusinya. Sebagai contoh, ketika anak ada permasalahan di sekolahan (sering membolos), namun pihak guru tidak mengkomunikasikan hal tersebut kepada orangtua, sedangkan orangtua merasa anak baik-baik saja dirumah. Tentunya akan menjadi permasalahan yang kian hari memuncak.
5. Membuka Diri
Kebiasaan guru yang memiliki kompetensi unggul lainnya adalah membuka diri. Karena bagaimana pun seorang guru merupakan manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan dan kekurangan. Dengan membuka diri sendiri serta mengesampingkan rasa malu seorang guru bisa memperbaiki dirinya sendiri.
Caranya yakni dengan belajar dan menerima kritikan yang membangun dari orang lain. Kritikan yang disampaikan jika dikelola dengan baik bisa menjadi sumber informasi yang bisa digunakan untuk perbaikan diri. Guru bisa mencari solusi atas permasalahan yang dialaminya dan ke depannya bisa memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
6. Mengajar dengan Penuh Kasih Sayang
Terakhir, guru adalah panggilan jiwa oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya harus dilakukan dengan sepenuh hari. Bagaimana caranya? Pahamilah bahwa tidak selamanya belajar merupakan proses transfer ilmu pengetahuan dari seorang guru ke peserta didik.
Dengan mengajar dengan hati, maka setiap kegiatan yang dilakukan di dalam kelas adalah kegiatan dengan tujuan demi kebaikan siswa tanpa harapan atau keinginan mendapatkan pujian atau hadiah.
Tunjukan sikap lemah lembut seorang guru di kelas maupun diluar kelas, guru haruslah bersikap penuh kasih sayang dengan seluruh peserta didiknya. Sehingga mereka akan merasa di sayang dan diperhatikan didalam kelas, jadi tujuan dari pembelajaran pun bisa dicapai secara maksimal.
Itulah informasi tentang kebiasaan guru yang memiliki kompetensi unggul. Setidaknya ada 6 kebiasaan yang dimiliki oleh guru yang berkompetensi unggul, yakni dengan selalu berproses dan tidak kenal lelah belajar. Karena menjadi guru artinya siap untuk belajar sepanjang hayatnya.